Selasa, 27 April 2021

Ada yang Curhat? Jadi Pendengar Harus Bagaimana?

Berkaca dari pengalaman dimana banyak di antara teman-temanku yang menjadikanku sebagai tempat curhat mereka. Disini aku ingin membagikan sedikit caraku ketika memposisikan diri sebagai pendengar bagi mereka. 

Tanpa panjang lebar, mari langsung saja ke inti pembahasan. Aku biasanya akan melakukan ini ketika menjadi pendengar:

1. Memperhatikan wajah atau menatap matanya saat dia berbicara.
Hal pertama yang aku lakukan adalah memperhatikan ekpresinya dengan seksama. Atau menatap ke arah matanya. Apa yang dia rasakan bisa kalian ketahui dari sini, walaupun dia mungkin belum berkata apa-apa. Ets, tapi jangan sampai memelototinya yaa, heehee. Sesekali palingkan pandangan ke arah yang lain juga boleh. Tapi jangan terlalu lama. Hal ini dilakukan agar mata kalian juga tidak lelah karena terus menatap pada satu titik yang sama. Menatap merema juga bisa menghasilkan kesan bahwa kita benar-benar sedang memperhatikan pembicaraannya. Point pertama ini dilakukan jika kalian mendengar curhat dengan bertemu secara langsung.

2. Mendengarkan semua curhatannya tanpa menginterupsi.
Ketika teman kalian sedang curhat, sebenarnya dia sedang butuh seseorang yang bisa mendengarkan keluh kesahnya secara utuh. Biarkan dia menyeselesaikan apa yang ingin dia bicarakan, baru kemudian berikan respon. Bertemu secara langsung atau hanya via chat pun usahakan tetap seperti itu. Biarkan dia bicara sampai tuntas.

3. Berikan respon setelah dia selesai berbicara.
Respon ini ada 2 macam. Yaa, aku bedakan menjadi 2:
- yang pertama, respon dengan pertanyaan.
Ingat, di point 2 disebutkan bahwa kalian jangan menginterupsinya. Nah, jika saat dia bicara ada yang kurang jelas, buatlah respon dengan bentuk pertanyaan setelah dia selesai berbicara.
- yang kedua, respon dengan pernyataan yang sesuai dengan permasalahan yang sedang dia hadapi. Jangan memberikan respon dalam bentuk perbandingan. Ingat, disini kalian sedang menjadi pendengar, bukan pembicara, jadi jangan memberikan respon seolah-olah masalah yang dia hadapi tidak ada artinya. Singkirkan dulu kalimat "Kalau aku dulu si........", atau "Ahh, aku dulu malah lebih........". Dan jangan sampai kalian curhat colongan. Merespon berdasarkan pengalaman kalian itu tidaklah salah, tapi akan terdengar salah ketika kalian justru malah menempatkan dia menjadi seorang pendengar dari kisah kalian. Kalau kalian melakukan hal itu, di jamin deh mereka akan kapok curhat lagi dengan kalian🙊. --pengalamanku si seperti itu, walhasil aku tidak jadi curhat🙈.

4. Fokus hanya padanya.
Yap, fokus mendengarkan curhatannya, bukan hanya dengan menggunakan telinga, tapi juga gunakan hati kalian disini. Jika kalian melibatkan hati kalian, dia akan merasakan ketulusan yang terpancar lewat mimik wajah kalian. Kalau kalian hanya menggunakan telinga untuk mendengar, kalian pasti akan mudah bosan, dan pada akhirnya akan terus- menerus memalingkan wajah kalian darinya. Padahal saat itu dia sedang ingin menjadi pusat dari perhatian kalian. So, fokus yaa, jangan kecewakan mereka yaa😊.

Nah, ini beberapa pengalaman saat aku jadi pendengar. Sebenarnya aku juga inginnya mempunyai teman curhat yang seperti ini. Jadi, aku berusaha menjadi pendengar ideal versi diriku untuk menjadi pendengar bagi oranglain.

#RaMen
#Day15

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Label Pena

Pena Terpopuler

Kawan Pena