• Untitle

    Mengutarakan apa yang tak mampu terucap. Lewat pena ku tuturkan segala yang ingin ku ungkapkan.

  • Sudut Pandang

    Menyoroti sesuatu dari kacamata seorang awam. Bisa benar atau juga salah. Tidak perlu saling menghakimi, kita hanya perlu saling menasehati dan menghargai segala perbedaan.

  • Ceracau

    Menulis menjadi suatu hal yang baru. Sulit, namun terasa begitu menyenangkan. Membagi sesuatu yang kita rasakan atau kita pikirkan kepada oranglain. Berharap semua membawa kebermanfaatan.

  • Sajak

    Melatih rasa dan membahasakan sesuatu yang di rasa. Melankolis katanya. Namun itu dapat melunakkan hati yang keras, dan mempesona hati yang lembut.

Sabtu, 22 Desember 2018

Desember

Sudah hampir di penghujung bulan desember. Memasuki desember tahun ini mengingatkan saya pada satu tahun silam, tepat di bulan ini lah tulisan pertama saya terbit. Tulisan berjudul "Stasiun Lenteng Agung" menjadi pioneer tulisan-tulisan selanjutnya.

Di awal-awal blog ini terbit, tulisan yang terekam mengajikan penggalan kisah dari keseharian penulis. Banyak juga berisi curhatan akan jatuh dan bangunnya perjalanan kasihnya. Maklum, blog ini tercipta karna saya ingin mengekspresikan segala yang saya rasakan, baik suka atau kisah duka saya.

Tidak terbayangkan, ternyata menulis itu menjadi candu hingga kini. Bahkan, menulis menjadi satu bentuk terapi psikologis bagi saya pribadi. Sudah satu tahun berlalu, saya merasa jauh lebih baik dan bisa lebih bijak dalam bersikap. Kenangan masa lalu sudah mulai bisa saya sikapi dengan baik. Terkadang kenangan yang terekam dalam tulisan-tulisan awal di blog ini membuat saya tertawa. Tergelitik dengan setiap kalimat yang tertulis di dalamnya. Duhai saya yang dulu itu amat lucu dan kekanakkan.

Kenapa tidak dihapus saja tulisan yang dulu-dulu?
Tidak. Saya tidak akan melakukannya. Meski saat itu saya terlihat sangat bodoh, tapi itu adalah karya saya yang pertama. Biarlah menjadi bagian dari kisah hidup saya sendiri. Toh tulisan itu ternyata sangat menghibur, meskipun isinya bukanlah hal yang lucu.

Sudah satu tahun. Semoga akan ada tahun-tahun berikutnya, juga tulisan-tulisan berikutnya yang bermanfaat.

#sabtulis #pekan51



Share:

Sabtu, 08 Desember 2018

Terkadang Kita Perlu Egois

Berubah menjadi seperti apa yang oranglain inginkan adalah suatu bentuk ketidakpercayaan diri. Suatu bentuk dimana seseorang tidak lagi bisa menghargai dirinya sendiri hanya untuk mendapatkan predikat 'disenangi oranglain'.

Terkadang karna rasa ingin menyenangkan oranglain, kita lupa untuk tetap mempertahankan integritas dan prinsip yang kita miliki. Hingga akhirnya suatu perubahan kita pilih untuk dapat menyenangkan orang tersebut. Jika perilaku ini berlanjut secara berkesinambungan, bisa jadi hal tersebut akan merubah pribadi kita secara keseluruhan.

Pernyataan ini bukanlah ingin menggiring seseorang untuk tidak melakukan perubahan dalam dirinya. Tidak. Sama sekali tidak. Ini adalah seruan agar perubahan yang terjadi dalam diri kita bukanlah bersumber dari sekedar rasa 'tidak enakan' terhadap oranglain, tetapi perubahan akan dikatakan baik jika semuanya berlandaskan atas keinginan diri untuk memperbaiki dan memperbarui diri menjadi lebih baik lagi.

Mungkin kita pernah mendengar kalimat ini,  "Kita akan bisa melihat seseorang yang sebenernya jika kita telah mengatakan 'tidak' padanya". Maksudnya adalah, sebuah ekperimen terkadang perlu kita lakukan untuk melihat karakter seseorang yang sebenarnya, salah satunya adalah dengan mengatakan 'tidak' untuk sesuatu yang orang lain pinta dari kita. Jika setelah eksperimen itu dilakukan, maka amatilah sikap orang tersebut setelahnya. Apakah orang tersebut merubah caranya berinteraksi terhadap kita atau tidak. Jika berubah, apakah masih rasa 'tidak enakan' itu tetap kita jadikan landasan dalam berinteraksi?

Terkadang kita juga perlu egois. Mengekspresikan diri, ketidaksukaan, ketidaknyamanan, ketidaksetujuan, atau apapun yang kita rasakan secara bebas tanpa memikirkan rasa yang kita sebut 'tidak enakan'. Jangan menumpuknya. Dan jangan menunggu hingga waktu menjadikannya sebagai Bom Atom.

#sabtulis #pekan49

Share:

Sabtu, 01 Desember 2018

Along with The Gods

Along with the gods, adalah judul dari sebuah film asal Negeri Gingseng, Korea, yang menjadi teman setia di kala waktu makan siang tiba. Film ini ada dua seri. Aku baru selesai menonton seri pertama, dan seri kedua masih on the way 😬. Film ini diperkenalkan oleh seorang teman, katanya jalan ceritanya sangat bagus. Dan harus mengikuti seri pertama terlebih dahulu supaya "nyambung" saat menonton seri keduanya, karna ternyata kedua seri ini saling berhubungan.

Film ini menceritakan tentang perjalanan seseorang yang telah meninggal dunia. Perjalanan alam akhirat untuk di hisab segala amal perbuatannya. Seseorang akan dihadapkan dengan 7 persidangan pada 7 neraka. Setiap neraka memiliki nama, dan seseorang akan di dakwa sesuai dengan nama neraka tersebut. Jika dinyatakan bersalah, maka ia akan mendapatkan hukuman yang telah diputuskan oleh hakim (Seorang dewa) neraka. Sedangkan, jika ia dinyatakan tidak bersalah, maka ia akan diberi kesempatan untuk reinkarnasi, tentu setelah melewati 7 persidangan yang ada.

Di film ini juga di ceritakan betapa sulitnya perjalanan seseorang dari satu sidang neraka ke sidang neraka berikutnya karna adanya arwah pendendam. Arwah pendendam ini adalah arwah yang menyimpan dendam pada seseorang yang sudah meninggal. Dalam perjalanannya, orang meninggal akan terus di ikuti dan di celakai oleh arwah pendendam, tujuannya adalah agar orang meninggal tersebut lenyap dan tidak dapat mencapai reinkarnasi.

Tapi, layaknya sebuah persidangan di dunia nyata, persidangan akhirat dalam film ini juga menghadirkan pengacara yaitu malaikat pembela dan juga jaksa penuntut. Masing-masing memegang peran yang sama seperti di dunia.

********

Seperti itu lah fitrah manusia. Setiap yang hidup pasti akan menemui kematian. Dan kematian bukanlah akhir dari sebuah perjalanan hidup. Sebab, setelah kematian akan ada kehidupan lain yang siap dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Tuhan.

#sabtulis #siklus

Share:

Label Pena

Pena Terpopuler

Kawan Pena