• Untitle

    Mengutarakan apa yang tak mampu terucap. Lewat pena ku tuturkan segala yang ingin ku ungkapkan.

  • Sudut Pandang

    Menyoroti sesuatu dari kacamata seorang awam. Bisa benar atau juga salah. Tidak perlu saling menghakimi, kita hanya perlu saling menasehati dan menghargai segala perbedaan.

  • Ceracau

    Menulis menjadi suatu hal yang baru. Sulit, namun terasa begitu menyenangkan. Membagi sesuatu yang kita rasakan atau kita pikirkan kepada oranglain. Berharap semua membawa kebermanfaatan.

  • Sajak

    Melatih rasa dan membahasakan sesuatu yang di rasa. Melankolis katanya. Namun itu dapat melunakkan hati yang keras, dan mempesona hati yang lembut.

Sabtu, 25 Agustus 2018

Receh, Tapi Tidak Bagiku

Setelah sekian lama akhirnya aku dapat bertemu kembali dengan mereka. Orang-orang yang sejak dulu selalu memberikan aku energi dan semangat yang luar biasa.

Hari ini aku berkumpul lagi dengan mereka setelah selama sebulan lebih aku absen. Absen karna ketidakjelasan. Sempat ragu, juga takut kalau-kalau ketika aku datang mereka akan menyambut dengan pandangan seorang hakim yang sudah siap menghakimi terdakwa.

Pikiran yang konyol memang, tapi aku rasa itu sah-sah saja karna kebanyakan orang biasanya akan memberikan tatapan yang fokus, dalam,  dan penuh tanya ketika melihat temannya yang menghilang tanpa alasan sekian lamanya akhirnya datang kembali. Yaa, setidaknya itu menurutku.

Tapi ternyata hal itu tidak berlaku untuk mereka. Tidak ada tatapan fokus nan dalam apalagi penuh pertanyaan. Hanya ada sapaan ringan dan sambutan penuh hangat yang mereka tebarkan. Rasanya segala kekhawatiran yang tumbuh di dalam hati berguguran.

Sepertinya mereka mengerti, bahwa pertanyaan bukanlah hal yang tepat untuk menyambut kehadiranku lagi. Mereka membuatku nyaman dengan sikap ramah mereka.

Mungkin ini receh bagi sebagian orang, tapi tidak bagiku. Terlebih untuk saat ini, dimana aku sedang merasa kehilangan begitu banyak kepercayaan pada pertemanan. Hal yang mereka lakukan adalah sebuah penghargaan, penyemangat untuk terus aktif dan tidak absen lagi di pertemuan-pertemuan berikutnya. Juga membuatku percaya untuk kembali memupuk benih-benih pertemanan.

Terimakasih yaa 😊😊😊

#sabtulis #pekan34

Share:

Sabtu, 18 Agustus 2018

Explore Sukabumi Yuk!

Ada yang udah pernah ke sukabumi? Lebih tepatnya ke daerah wisatanya, pantai geopark dan curug sodong.

Kemaren aku baru saja jalan ke dua tempat itu. Awalnya sih destinasinya ke ujung genteng dan curug cikaso, tapi karna sedang kemarau dan curugnya kering, akhirnya destinasi berubah total.

Aku berenam. Dua orang itu adalah temen aku yang sudah la aku kenal, dan sisanya aku baru saja aku kenal saat trip. Titik kumpulnya di stasiun pasar minggu. Nah kami bertemu disana, sekalian juga menunggu jemputan dari pihak open trip nya.

Kira-kira kami jalan jam 12 malam. Molor 2jam dari jam yang telah disepakati. Sebelum jalan kami di ajak ke basecamp pihak trip nya terlebih dulu, entah untuk apa. Kami hanya diminta menunggu di sebuh musolah dekat basecamp.

Jam 12 malam kami berangkat. Ternyata perjalanan ke sukabumi itu jauh. Sebenernya mataku sangat mengantuk saat dijalan, cuma apa daya, karna drivernya mengendarai secara ugal-ugalan macam sedang balapan mobil, mata tidak bisa tertutup rapat, sebentar-sebentar pasti bangun. Mobil di rem mendadak terus. Tapi syukurnya jalanannya sudah bagus dan mulus, jadi tidak terlalu sakit lah badan.

Sekitar jam 5 pagi kami sampai di area bukit-bukit. Kami berhenti sebentar disana untuk foto-foto. Dari kami berenam, yang berani untuk naik ke atas bukit hanya aku dan temenku umi, yang lain katanya sudah cukup puas berfoto di area jalan dengan background lautnya. Seperti ini penampakannya dari atas bukit. 


Setelah itu kami lanjut ke destinasi pertama. Sebenarnya ini adalah destinasi tambahan, hanya saja lebih asik untuk dinikmati di awal. Namanya Puncak Darma. Disana kami disajikan pemandangan yang cukup beragam, dan tentunya indah. Disebelah kanan ada bukit-bukit, sebelah kiri ada sawah dan jalanan berliuk-liuknya, dan dibagian puncaknya kami dapat melihat luasnya pantai yang terbentang. Benar-benar pemandangan yang bikin amazed.



Tapi saat itu angin sangat kencang, jadi kami tidak bisa terlalu lama berada disana. Kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Geopark. Menurut aku pantai ini tidak terlalu indah. Warna airnya coklat, pasirnya pun hitam. Tidak banyak fasilitas permaianan air yang disediakan. Hanya ada satu banana boat saja. Agak bingung mau melakukan aktifitas apa disana.

Perjalanan berlanjut ke destinasi terakhir, Curug Sodong. Kami sampai sebelum jam 12 siang. Sebelum terjun ke curug, kami memutuskan untuk makan siang terlebih dulu. Pihak trip sudah menyediakan santapannya. Sekitar jam 1 siang kami menuju curug. Di curug sodong ternyata ada 2 spot curug. Dibawah dan diatas. Kalau dibawah, kita bisa langsung menikmati curugnya dengan mudah, karna areanya dekat dari pondok makan dan jalan menuju curug sudah disemen. Berbeda dengan curug yang diatas, kita memerlukan tenaga ekstra untuk dapat sampai disana. Jalan nya masih berupa batu dan tanah yang dibuat menyerupai tangga. Jarak antara satu anak tangga ke tangga berikutnya tinggi-tinggi. Bagiku yang jarang berolahraga, ini sangat melelahkan.

Setelah melewati tangga-tangga alami itu, kami juga masih harus melewati sungai penuh batu. Juga jembatan reot. Agak scary yaa. Tapi setelah sampai di curugnya, wah puas banget . Curug ternyata terbagi menjadi 3 layer dengan 3 air terjun di masing-masing layernya. Kalau pernah menonton film Black Panther pasti ingat bagaimana bentuk sungai yang menjadi tempat Raja T'Chala melakukan battle, layer 2 curug sodong itu hampir sama dengan sungai di film itu. Melihat itu aku jadi ingin bilang "WAKANDA FOREVER" haahaa .
Perjalanan sehari ini adalah yang pertama kalinya aku lakukan. Tapi rasanya bikin nagih.  Buat kalian yang belum pernah kesana, aku rekomendasiin buat datang kesana. Terutama Puncak Darma dan Curug Sodong. Kalau mau ajak aku juga tidak apa-apa .

#sabtulis #pekan33
Share:

Minggu, 12 Agustus 2018

Rasa yang Aneh

Ada yang aneh rasanya.
Disini.
Tepat dititik ini.
Dihatiku.
Yang entah jika ditanya kenapa, aku pun tidak bisa menjelaskannya.

Share:

Sabtu, 11 Agustus 2018

Menyadarkan Diri Sendiri

Bertemu kembali dengan hari sabtu. Beberapa kali absen rupanya cukup membuat rindu untuk kembali menyapa. Terlebih ada saja yang selalu bertanya setiap pekannya, "Kamu nulis apa hari ini?", jadi terharu heehee..

Sebetulnya hari ini agak membingungkan, apa kiranya yang ingin saya bagi. Sebab, terlalu lama absen membuat otak sedikit tumpul untuk berpikir,  juga membuat kelu jemari untuk sekedar mengetik beberapa kata disini. Tapi demi rindu pada sabtulis, juga menjawab pertanyaan beberapa orang,  saya berusaha untuk kembali.

Jika bertanya pada saya apa yang menyebabkan saya absen beberapa minggu ini,  sebenarnya jawabannya hanya satu, tidak ada ide. Belum ada hal menarik yang terjadi dalam hidup saya atau kejadian yang menarik saya untuk menuliskannya (sebuah kamuflase dari kata malas menulis). Berbeda dengan beberapa orang yang (mungkin) sempat absen dari menulis karna sibuk dengan kesehariannya. Juga karna berpikir tulisan mereka tidaklah mengandung manfaat (sebuah kamuflase dari kata mambatasi diri).

Sungguh amat di sayangkan memang, jika semua kemampuan diri terbunuh oleh penilaian diri sendiri. Terbatasi oleh pandapat buruk diri sendiri. Memproklamirkan bahwa pendapat kita saja lah yang terbaik. Apa kita Tuhan? Bahkan yang menjawab bahwa "Tuhan bagi diri kita adalah diri kita sendiri" memiliki kelemahan yang sangat fatal. Kita adalah pinjaman. Jasad, rohani, materi, semua bukankah titipan-Nya?. Andaipun kalimat "Tuhan bagi diri kita adalah diri kita sendiri"  tidak terbantahkan, akankah Tuhan itu mengekang hambanya?

Kita tidak akan pernah tau seberapa bermanfaatnya tulisan kita sampai suatu saat ada yang menyadarkan kita akan sebegitu besarnya manfaat yang dirasakan oleh oranglain dari tulisan kita.

Mungkin suatu saat kita akan sadar ketika ada seseorang yang berkomentar,
"Tulisan kamu menggambarkan aku banget"
"Tulisan ini yang aku cari"
"Kamu nulis apa hari ini? Aku nungguin loh"
"Kemarin kamu ngga? Koq notifikasinya belum masuk ke email aku? "
"Makasi yaa tulisannya,  aku suka banget"
"Bikin tulisan tentang aku dong"
Dan mungkin akan lebih banyak lagi komentar-komentar yang akan kita dapatkan untuk sedikit menyadarkan kita bahwa kebermanfaatan yang kita buat memamg terkadang tidak dapat kita sadari, tapi justru dirasakan oleh oranglain.

Yuk, semangat kembali menulis. Bukan hanya buat kalian, tapi ini juga untuk saya :-)

Share:

Label Pena

Pena Terpopuler

Kawan Pena