• Untitle

    Mengutarakan apa yang tak mampu terucap. Lewat pena ku tuturkan segala yang ingin ku ungkapkan.

  • Sudut Pandang

    Menyoroti sesuatu dari kacamata seorang awam. Bisa benar atau juga salah. Tidak perlu saling menghakimi, kita hanya perlu saling menasehati dan menghargai segala perbedaan.

  • Ceracau

    Menulis menjadi suatu hal yang baru. Sulit, namun terasa begitu menyenangkan. Membagi sesuatu yang kita rasakan atau kita pikirkan kepada oranglain. Berharap semua membawa kebermanfaatan.

  • Sajak

    Melatih rasa dan membahasakan sesuatu yang di rasa. Melankolis katanya. Namun itu dapat melunakkan hati yang keras, dan mempesona hati yang lembut.

Selasa, 27 Februari 2018

Ketika Hati Rindu Menikah

Assalamua'laikum calon imamku..

Bagaimana kabarmu ? Aku harap kamu selalu sehat dan kabar imanmu pun selalu baik. Tak perlu khawatir, aku pun disini insyaallah sehat dan kabar imanku insyaallah akan aku jaga agar selalu dalam kondisi baik.

Wahai imam masa depanku, ada yang ingin aku sampaikan padamu. Sebuah perasaan yang mungkin sudah tak sanggup lagi aku bendung. Sebuah perasaan yang entah sudah berapa ratus malam aku adukan pada Sang Pencipta. Ini tentang aku, perasaanku, dan kamu, yang sudah sangat aku rindu.

Sudah sejauh mana persiapanmu untuk menjemputku wahai imamku ? Insyaallah aku sudah mempersiapkan keluargaku jauh sebelum kamu datang. Terutama ayah dan adik laki-lakiku. Mereka mungkin akan bersikap seperti seorang polisi, memberondongimu dengan berbagai pertanyaan layaknya seorang tertuduh. Tapi sungguh, hati mereka sebenarnya begitu lembut. Tak perlu takut atau juga ragu, tenanglah, bersikaplah apa adanya agar kamu dapat meyakinkan keduanya.

Layaknya aku, aku harap kamu pun demikian, mempersiapkan keluargamu jauh sebelum aku memasuki kehidupanmu, agar saat keluarga kita bertemu, Allah melancarkan segalanya. Aku sebenarnya ragu atau lebih tepatnya malu untuk bertemu dengan keluargamu. Itu karna pada dasarnya aku seorang pemalu, tapi aku bukanlah penakut, hanya sedikit canggung untuk bertemu dengan calon mertuaku. Aku harap kamu memaklumi kelemahanku.

Teruntuk kamu si pemilik rindu.


Ketika hati rindu menikah, hanya satu yang bisa terjamah. Sajadah panjang, serta do'a untuk kamu sang imam. Jika rindu itu amat berat, biarlah angin meringankannya. Sampaikan bisik rindu yang semakin menggebu, hingga kamu tau bahwa aku telah lama menunggu.

Share:

Minggu, 25 Februari 2018

Kita adalah Masa Lalu

Mengenang bukanlah hal yang baik. Aku Dan Kamu tau itu. Namun setiap peristiwa yang telah terjadi di antara kita terkadang selalu terlintas begitu saja. Menyapa tanpa permisi dalam ketermenungan, dan pergi sesukanya tanpa pamit pada kesendirian.

Berusaha keras menepis rasa yang masih tersisa. Memaksakan hati untuk lupa pada setiap cerita di antara kita. Semakin keras memaksa, ternyata hanya menambah kuat kenangan Kita.

Rasanya tak pantas aku terus menyalahkanmu. Membuatmu menjadi tertuduh atas semua tangisanku. Toh sebenarnya aku pun turut andil dalam perpisahan ini. Kamu hanya meng-iya-kan saja apa mau nya diriku. Aku yang terlalu takut menjalani hubungan yang tak pasti ini, dan kamu yang berkata belum mampu.

Maaf jika aku yang pertama membuat luka. Memberi bekas pada harga diri yang tersakiti. Kamu sebut dirimu lelaki, juga punya hati. Pembuktian besar bahwa aku adalah seorang pendosa, yang hanya menyisakan duka.

Layaknya dirimu, aku pun punya hati. Hati yang rapuh dan kini telah patah. Melepas semua yang ku rasa amat indah, untuk Dia Sang Maha Indah. Aku berusaha untuk baik-baik saja. Tapi aku sadar bahwa hatiku tak pernah baik-baik saja. Andai dirimu juga tau itu.

Aku hanya belum bisa melihatmu pergi. Menjauhkan diri dari hati ini yang sebenarnya ingin memiliki. Membiasakan diri tanpa kabar darimu. Tanpa sosokmu dalam keseharianku. Sakit. Yaa, hatiku pun sakit. Aku hanya berandai, jika saja dulu rasa itu tak pernah terungkap. Atau andai saja kita tak pernah ada rasa.

Cerita kita sudah usai sejak lama. Tak pernah ada lagi episode terbaru dari kisah kita yang mengharu biru. Mungkin rasa itu masih ada. Disadari atau tidak, masih ada ruang dihati kita untuk rasa yang pernah Kita sebut cinta. Sedikit atau banyak, kadarnya tak bisa kita duga. Kita hanya bisa menikmatinya ketika terkadang rasa rindu itu datang dengan menggebu, dan ketika rasa itu hilang tersapu pilu.

Namun Dia kembali. Hadir dalam setiap lamunanku. Dia yang menjanjikan bahwa yang baik akan bersatu dengan yang baik pula. Bukan, bukan bearti kamu tak baik. Tapi Dia bilang akan ada yang lebih baik darimu untukku. Aku hanya perlu yakin dengan keputusanku dulu.

Bahwa, jika Dia menakdirkan kita bersama, maka kita akan disatukan. Namun jika tidak, maka Dia akan menggantikan dengan yang jauh lebih baik. Dan saat itu tiba, kita hanya perlu memberikan waktu pada hati untuk berdamai. Menerima kenyataan yang ada bahwa kita akan berjumpa dengan pelengkap hidup kita masing-masing, dimana kamu tidak menemukanku dan aku pun tidak menemukanmu.

Share:

Sabtu, 24 Februari 2018

Cahaya Bulan

Cobalah keluar di malam hari. Nikmati cahaya indah yang menerangi malam. Cahaya yang menjadikan malam terang benderang. Dia lah bulan, yang hanya muncul ketika matahari telah tenggelam. Dia lah bulan, yang bahkan jika Langit dalam kondisi mendung, cahayanya tak ikut memudar.

Kita tentu tau, bagaimana siklus bulan berlangsung. Dia akan berada pada beberapa fase. Bulan sabit pertama, bulan seperempat pertama, bulan penuh atau bulan purnama yang cahayanya begitu maksimal untuk menerangi Bumi, bulat, dan tentu saja indah untuk di pandang, juga bulan seperempat ketiga.

Tapi tentu saja kita juga ingat, bahwa diantara fase-fase tersebut ada fase dimana bulan sama sekali tak menampakkan dirinya. Dia sama sekali tak dapat terlihat oleh mata kita. Namun, Bumi tetap saja terang benderang. Yaa, Kamu benar. Itu adalah fase bulan baru.

Cahaya bulan memang indah. Cahayanya juga begitu penting bagi bumi. Namun, ternyata ada satu waktu dimana bulan tetap bisa menyinari Bumi bahkan dari sisi gelapnya. Jika kita ingin merefleksikan fase tersebut pada diri manusia, mungkin kita dapat menjabarkannya seperti ini.

Manusia, tidak selalu berada dalam kondisi yang terang benderang dalam kehidupannya setiap hari. Dalam suatu waktu atau dalam fase tertentu setiap manusia dapat berada dalam kegelapan. Dalam fase ini manusia cenderung melakukan banyak kesalahan, hingga pada akhirnya akan menyalahkan dirinya sendiri karna telah melakukan kesalahan tersebut.

Kita menyebutnya masa kelam. Masa gelap gulita. Masa dimana rasanya kita tak mampu memaafkan diri kita sendiri atas apa yang telah terjadi. Kutukan dan sumpah serapah acap kali tak sanggup tertahan untuk di ucapkan. Seakan kita lupa, bahwa dalam setiap kejadian selalu ada maksud mengapa hal tersebut terjadi dalam hidup kita. Kita juga lupa, bahwa setiap kejadian, baik atau buruk semuanya akan memberikan hikmah dikemudian hari.

Fase bulan baru. Kejadian demi kejadian itu, kita akan berada pada fase bulan baru. Dimana sisi gelap akan tetap memberikan sinar dan menerangi. Yaa, sisi gelap akan tetap memberikan sinar. Sisi gelap yang kita lalui selanjutnya akan kita sebut dengan pengalaman.

Pengalaman yang memberikan sinar pelajaran. Sinar untuk tidak lagi mengulagi kesalahan yang sama. Sinar untuk tidak lagi menyalahkan diri sendiri. Sinar untuk tidak lagi mengeluarkan sumpah serapah. Dan tentu, Sinar untuk menjadikan diri sebagai manusia yang lebih baik lagi.

Cahaya bulan. Cahaya dimana dalam fase tertentu menjadi gelap, namun tetap bisa menjadi penerang bagi Bumi. Begitupun kehidupan manusia. Terkadang manusia berada dalam sisi gelapnya, namun yakinlah suatu saat sisi gelap tersebut akan menjadi jalan penerang bagi kehidupan.


#sabtulis #pekan8

Share:

Sabtu, 17 Februari 2018

Brand New You

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (Ar-raad :11)

Satu ayat dalam Al-Qur'an yang saya kutip untuk menjadi pembuka tulisan saya kali ini. Saya bukan seorang ahli tafsir, (tapi punya kenalan yang kuliah jurusan ahli tafsir si heehee) maka dari itu saya tidak akan lancang untuk menafsirkan apapun dari ayat tersebut. Saya hanya tertarik untuk mengambilnya sebagai dasar dari tulisan kali ini.

Perubahan. Ayat ini menyeru kita untuk melakukan perubahan. Allah tidak akan merubah siapapun sampai mereka mau merubahnya sendiri. Itu berarti Allah ingin melihat sejauh mana seseorang berjuang dengan melakukan perubahan-perubahan untuk kebaikan dirinya. Setidaknya inilah sedikit pemahaman yang coba saya ambil dari ayat tersebut.

Perubahan terkadang tidak lahir dari diri sendiri, tapi bisa juga karna dorongan oranglain atau desakan lingkungan dan keadaan. Tentu kita sering mendengarkan kalimat magic ini "The Power Of Kepepet"; yang juga menjadi salah satu judul buku karya Jaya Setiabudi. Ini adalah contoh dari perubahan atas desakan lingkungan dan keadaan. Tapi saya tidak akan membahas tentang buku itu disini yaa, silahkan cari tau sendiri tentang buku itu heehee.

Lalu bagaimana dengan perubahan yang berasal dari dorongan oranglain ?

Saya akan menceritakan satu kisah, tentang seseorang yang sebut saja namanya Gadis. Seorang teman yang baru setahun ini saya kenal, dan akhir-akhir ini saya mencoba untuk merubahnya, atau lebih tepatnya saya mendorongnya untuk berubah entah bagaimanapun caranya. Jahat, tidak, saya tidak berniat jahat dengan memintanya berubah. Justru saya hanya menginginkan kebaikan padanya.

Saya ingin dia terlihat lebih rapih dalam dandan. Bukan make-up tapi lebih pada tatanan jilbab dan pakaian. Kalau soal make-up saya tidak menguasai, dia justru sudah sangat baik soal itu. Menurut orang-orang sekitar, dia tidak pandai berpakaian. Ada bagian tubuh yang tak sepenuhnya tertutupi. Juga jilbab yang tak rapih hingga rambutnya sering terlihat keluar. Terkadang jika bertemu di toilet, sebut saja markas para perempuan, saya terbiasa melakukan hijab tutorial khusus untuknya. Bukan hanya mencontohkan, tapi saya lebih sering mempraktekan langsung padanya. Alhamdulillah dia suka. Dan, satu perubahan sudah saya lakukan heehee.

Gadis ini orang yang polos. Umurnya 2 tahun lebih muda dari saya. Mungkin karna itu dia manut-manut saja ketika saya mencoba merapihkan jilbab ataupun pakaiannya. Bicara soal pakaian, saya bukanlah ahlinya, karna saya juga bukan seorang desainer ataupun ahli fashion. Tapi saya sedikit mengerti soal padu-padan pakaian heehee. Saya sering berbagi tips soal ini, juga pelan-pelan memberitahu padanya bahwa ada bagian-bagian sensitif dari dirinya yang perlu ia jaga agar selalu tertutupi oleh jilbabnya. Sekali dua kali, masih belum ada perubahan, tapi saya akan tetap melakukannya hingga ia mau merubahnya. Sepertinya agak sulit memang di jaman modern ini, dimana model jilbab kini sedang tren yang dililit-lilit. Harus lebih sabar dan tetap optimis.

Ada hal yang lebih sulit dari urusan jilbab dan pakaian, yaitu perilaku. Perilaku Gadis yang agresif pada lawan jenis. Soal ini rasanya saya ingin angkat tangan dan melambaikan bendera putih saja. Tapi lagi-lagi, entah perasaan apa dan semangat dari mana yang membuat saya tidak jadi untuk mundur apalagi menyerah. Tapi saya juga tidak tau bagaimana cara untuk merubah perilakunya ini. Sudah saya coba dengan berbagai macam cara yang saya bisa, yang saya tau, bahkan saya sampai mengkonsultasikan tentang gadis pada seorang teman saya yang juga seorang psikolog.

Saya ikuti segala cara yang disarankan oleh teman saya itu. Sampai cara terberat, yaitu dengan "Cuekin dia aja"; juga sudah saya lakukan. Tapi memang dasar, secuek-cueknya saya jika Gadis sudah mulai menyapa lewat WhatsApp, rasanya sulit sekali untuk mengelak. Meskipun saya sudah berhasil tidak menyapanya saat bertemu, dan memasang muka jutek selama seminggu padanya. Pertahanan saya berhasil ia bobol. Hebat Kamu Gadis (tepuk tangan).

Terakhir kali dalam pesannya lewat WhatsApp, Saya keluarkan semua unek-unek saya mengenai dirinya. Gadis tidak marah. Dia hanya memberikan satu statement "Let me see", dan saya tidak membalasnya lagi. Entah apa maksudnya. Apa ia mau memperlihatkan dirinya yang baru, atau apa ? Yaa sudah lah. Saya akan coba melihatnya pekan depan. Apa yang sebenarnya ia maksud dengan "Let me see". Saya hanya berharap ia mau mendengarkan saran saya. Tapi kalaupun ketika kami bertemu lagi dan Gadis masih menjadi Gadis yang sama, mungkin saya harus mencari cara lain, atau memupus semua harap.

Kembali lagi pada ayat Allah di atas. Bahwa Allah tidak akan merubah suatu kaum hingga mereka mau merubahnya sendiri. Mungkin begitu pula dengan Gadis. Saya tidak bisa terlalu memaksanya untuk berubah, jika memang ia tak ingin berubah. Akan sulit jika yang berjuang hanya di salah satu pihak, terlebih pihak yang diharapkan kontribusinya malah stak dan berdiam diri saja.

#sabtulis #pekan7

Share:

Kamis, 15 Februari 2018

Mah, Aku Pengen Resign

"Mah, aku pengen resign, boleh ?"

Satu kalimat yang ingin sekali aku ucapkan. Satu pertanyaan yang ingin sekali aku tanyakan. Namun nyatanya kalimat itu begitu sulit terungkapkan lewat lisan atau menyiratkannya lewat perbuatan.

Ada hati yang aku jaga, untuk tidak tersakiti, untuk tidak merasa sedih, untuk melihat bahagia yang tak pernah pudar, dan untuk melihat senyum yang tak pernah luntur. Demi ini, satu kalimat itu tak pernah sanggup terucap. Meski nyatanya aku kini sudah teramat jenuh.

"Mah, aku ingin sekali pergi beberapa hari, memberikan waktu untuk diriku sendiri, boleh ?"

Berpikir sedikit egois. Tidak, ini mungkin bukan sedikit, tapi sangat egois. Yaa, aku mungkin sangat egois, mencoba menghindari kenyataan dengan lari dari kenyataan itu sendiri. Menyepi. Menyendiri. Menghilang. Tanpa kabar. Pergi ke suatu tempat antah-berantah. Egois. Yaa, aku ini egois.

Tapi lagi-lagi, ada hati yang aku jaga, untuk tidak merasa khawatir, untuk tidak merasa terasingi, untuk tetap melihat wajah yang sumringah, dan untuk tetap melihat tawa yang jenaka. Demi ini, satu lagi kalimat tak pernah sanggup terungkap. Meski nyatanya aku sudah benar-benar ingin pergi.

Aku tau, Mamah selalu memikirkan kebahagiaanku. Jika pun aku mengungkapkan semuanya, ia akan meng-iyaa-kan, meski aku tau, Mamah masih ingin aku tetap bertahan. Sekeras dulu, seperti Mamah yang berjuang demi kebahagiaanku, mungkin kini saatnya aku yang berjuang untuk kebahagiaan Mamah. Meski tak bisa menyaingi perjuangan Mamah yang sudah berpuluh-puluh tahun, setidaknya aku bisa menunjukkan bahwa aku pun mampu setangguh Mamah.

Alasanku adalah Mamah. Bahagianya. Senyumnya. Perjuangannya. Rasa sayangnya. Jenuh, tentu itu harus terkalahkan olehnya. Aku kuat. Aku mampu. Jenuh tak kan mengalahkanku, karna aku lebih tangguh daripada jenuh. Jenuh tak kan menghalangiku maju, karna aku kini adalah jiwa yang baru.

Selamat tinggal jenuh, dan selamat datang diriku yang baru.

Share:

Senin, 12 Februari 2018

Crazy Little Things Called Friendship

Teruntuk kamu yang jauh disana,
Telah lama tak terlihat oleh mata
Tak tersentuh oleh jemari
Namun kamu, tetaplah bisa ku lihat dengan hati
Tetap bisa ku rasa dalam sanubari

Teruntuk kamu yang jauh disana,
Teringat celoteh nan nakal
Terbayang canda tawa nan riang
Bersama bermanja lewati hari, pagi hingga petang
Kamu, hal gila itu, aku sebut Pertemanan.


Tak perlu terlena membaca prosa yang tak jelas, yang entah atas dasar apa saya membuatnya. Saya hanya teringat teman-teman kuliah, dan prosa itu mengalir begitu saja.

Jika boleh aku berlari menuju laut, akan ku teriakkan nama mereka satu persatu hingga habis sudah semua rinduku.

Sudah yaa, ngga selesai-selesai alaynya. Lebih baik saya perkenalkan mereka satu-satu persatu. Anggap saja tulisan ini sebagai teriakkan di depan derasnya air laut itu.

Kami adalah 10 orang perempuan yang sebut saja nama geng nya "Menanti Mertua". Sebenarnya itu bukan nama geng si, tapi nama sebuah grup Whatsapp, dan untuk mempermudah, nama grup tersebut kami jadikan nama geng. Geng Menanti Mertua. Lucu yaa ? heehee.. grup ini berisikan 10 orang perempuan lucu (menurut kami pribadi) yang belum memiliki pasangan halal. Itu lah mengapa kami menamakannya Menanti Mertua.

This is our members, check this out 😁😁😁

1. Sarinah Fitriah
Perempuan yang akrab kami panggil sari adalah seorang Programmer yang bekerja di Balai Kota Jakarta, Jakarta Smart City katanya. Tugasnya yaitu memantau cwo-cwo jomblo and available (uppss, haahaa). Bukan ding, tugas dia memantau LCD-LCD berisikan database dan traffic aplikasi. Tugas sambilannya yaa ngecengin Pak Gubernur juga (iyaa ngga sar ? haahaa). Perempuan tangguh ini, adalah kakak sulung dari grup menanti mertua. Dia memang si senior, pemilik umur tertua diantara yang lainnya. Meskipun sebenarnya jarak umur kami hanya berbeda bulan si, kalaupun berbeda tahun, yaa hanya terpaut 1 tahun dibawahnya saja.

Si perempuan ber-body aduhai ini pernah patah hati beberapa kali. Yang tersedih adalah ketika dia harus ditinggal calon suaminya untuk selama-lamanya. Calonnya memiliki sakit jantung, dan Allah memanggilnya pada saat mereka sedang menyusun rencana untuk hari bahagia mereka. Namun, bukan Sari namanya kalau terus-terusan larut dalam dukanya. Dia menyibukkan dirinya dengan berkarya untuk bangsa lewat aplikasi-aplikasi buatannya yang kini digunakan oleh salah satu kementrian di Indonesia. (Saluuuttt)

Cerita lucu saat bersama dia adalah ketika saya dan dia berjoget ala semar mesem. Aiihhh, itu aib banget. Saat itu kami berdua asik joget, ternyata yang lainnya merekam, walhasil goyang maut kami tersebar di Instagram. Kerjaan jahil si Heni dan Sarah ini, haahaa.. Siapa itu Heni dan Sarah ? Kita lanjut yuu ke mereka..

2. Heni Juwita Dewi Sitorus
Perempuan batak asal dumai (Riau, bukan DUnia MAIa yaa) ini adalah perempuan tomboy, yang kalau bicara sukanya ceplas-ceplos, berasa dunia milik nenek moyang nya saja, yang kalau dinasehatin masuk kuping kanan terus keluar lagi dari kuping kiri, susaaaahhhh bet dinasehatinnya, yang ada malah dibantah terus, haahaa. Kalau sudah begitu biasanya dengan ramai-ramai kami sorak "Dasar Batak" (Mohon maaf yaa untuk warga Batak, insyaallah ngga gitu lagi kami becandanya, kejadian itu sudah lama berlalu, dan kami sudah taubat).

Tapi meskipun tomboy, si Heni selalu menjadi pagar ayu di acara pernikahan saudara-saudara batak nya. Bisa manglingin kalau kata orang Depok. Dia terlihat cantik dan feminin saat memakai kebaya lengkap dengan makeup nya. Koq bisa si kamu begitu berbeda Hen ?

Heni terbiasa nge-kost. Dulu pada saat kami masih kuliah, saya sering menemani dia untuk belanja bulanan. Disini lah terlihat betapa jiwa "Ibu-Ibu" nya amat sangat kental melekat pada dirinya. Harga, kuantitas, serta kualitas menjadi catatan penting dalam list belanjaannya. Terkadang pegal juga mengikuti langkah kakinya yang begitu lihai menyusuri lorong demi lorong.

Jadi, jangan underestimate yaa sama perempuan tomboy, karna mungkin mereka malah jauh lebih "Perempuan" dibandingkan perempuan yang terlihat feminin.

3. Nurul Aisyah
Perempuan yang lahir di tanggal yang sama dengan artis tampan nan sholeh Dude Herlino, yaitu tanggal 2 Desember, adalah perempuan "Ter-Royal" sejagad raya (hiperbola), maksudnya di antara kami bersepuluh. Mungkin itu adalah predikat yang pas untuk perempuan berlesung pipit ini. Dia suka sekali jajan, tetapi yang menikmati makanannya yaa kami, si 9 perempuan geragas, haahaa.

Di antara kami, dia lah yang mempunyai title tertinggi. Dia adalah Sarjana Magister Sistem Informasi Perbankan. Kesibukannya sekarang adalah diet. Dia sudah berhasil menurunkan 15kg dari berat tubuhnya semula, amazing. Pangling kalau melihat dia sekarang. Tubuhnya susut begitu drastis, namun hal itu tidak mengurangi sedikitpun kadar kemanisan wajahnya, heehee.. (Bagi resepnya dong, ai).

Ohh iyaa, kami biasa memanggilnya Ai, di ambil dari nama belakangnya yaitu Aisyah. Berbeda dengan Aisyah istri Rasulullah yang manja, Ai tidak suka bermanja-manja. Satu kesamaan yang mungkin bisa dikatakan "Sama" di antara keduanya adalah pipi mereka yang sama-sama terlihat merah merona meskipun tidak di poles blush on, heehee. Kira-kira sudah terbayang bagaimana manisnya Ai kami ?

4. Siti Sarah Amaliani
Perempuan asli Makassar namun besar di Depok yang suka sekali nyemilin garam dan es batu ini biasa kami panggil Sarsit, maksudnya adalah Sarah Siti, di ambil dari akun Twitter nya yaitu @sarahsitii. Perempuan berkacamata ini "Emak" nya Echa dan Pita, si kembar yang beda wajah, beda sifat, dan beda segala-gala. Sarsit suka banget nyanyi, lagu yang baru saja keluar dia hafal semuanya. Dia juga bisa bermain gitar. Saya juga pernah memintanya menyanyikan sebuah lagu menggunakan gitar, rasanya romantis sekali heehee.

Berbicara soal lagu, saya jadi ingat ulang tahun saya yang ke-22. Waktu itu Sarsit mengirimkan ucapan Selamat Ulang Tahun dengan ditambah sebuah lagu Tylor Swift berjudul Twenty Two. Dia adalah orang pertama dan satu-satunya yang memberi saya ucapan Selamat Ulang Tahun dengan cara seperti itu. So romantic. So sweet. Kayanya laki-laki yang berjodoh dengan Sarsit akan dibuat mabuk kepayang dengan keromantisan yang diberikan Sarsit setiap harinya (#eaaaa, bayar loh Sar, endorse).

Sarsit ini pecinta kucing. Entah ada berapa kucing di rumah nya sekarang. Kata orang, orang yang menyukai kucing itu adalah orang yang penyayang. Mitos atau fakta, saya juga kurang tau si. Tapi saya jamin Sarsit pasti bakal sayang banget koq ama pasangan nya, jadi jangan ragu pilih Sarsit di Pemilu 2020 yaa, haahaa.

5. Fitri Intan Ekawati
Si galau-ers plus alay-ers, predikat yang pas banget untuk perempuan kelahiran Kuningan ini (satu Kabupaten yaa kita fit). Fitri, yang nama belakangnya di ambil dari nama ibunya, yaitu Wati, dia adalah perempuan pecinta senja. Galeri foto di Handphone nya lebih banyak berisi foto senja daripada foto dirinya sendiri. Bak fotografer handal, dia akan sangat sigap menangkap keindahan senja menggunakan kamera Handphone nya dimanapun dia berada, di kantor ataupun di busway dalam perjalanan pulang. Entah apa alasannya hingga dia begitu fanatik dengan senja. Tapi senja itu memang indah. Terkadang memberikan ide untuk berprosa ria.

Fitri ini tidak suka terlalu banyak bicara. Dia hanya bicara seperlunya, dan hanya berperan sebagai "Si tertawa" saja saat yang lain asik mengeluarkan lelucon jenaka. Dia hanya sedikit lebih banyak bicara saat berurusan dengan nyanyi. Maklum dia adalah anggota dari paduan suara kampus kami. Dia juga sudah pernah mewakili kampus kami dalam kejuaran paduan swara di Thailand, dan Alhamdulillah kampus kami menyabet juara pertama, hebat kamuh Fit.

Hal gila yang pernah kami lakukan berdua adalah, jalan-jalan keliling Kota Tua dengan sengaja mengambil cuti satu hari di tengah minggu alias di hari kerja, sampai-sampai atasan saya mengira bahwa saya cuti bukan untuk istirahat, tapi untuk interview panggilan kerja. Kemudian saat kami berlagak sok ngartis dengan melakukan Live di Instastory, ternyata teman-teman kantor dan atasan saya menontonnya. Duh, malu naudzhubillah guys 🙈. Dan esok harinya Instastory tersebut jadi trending topic di ruangan kerja saya. Maluuuuuu, ya Allah. Tapi tak apa, ini akan jadi cerita unik yang bisa kami ceritakan kelak kepada anak cucu kami, iyaa kan Fit ? Heehee.

6. Eka wahyuningsih
Echa, itu adalah panggilan akrab kami untuknya. Hobinya nyanyi, nyanyi lagu dangdut . Semua lagu dangdut terbaru pasti dia hafal. Kalau di ajak karaoke, list lagu yang dia pilih hampir semuanya adalah lagu dangdut. Memang teman kami yang satu ini adalah biduanita sejati, haahaa.

Echa, anak angkat pertama dari Sarsit yang entah di akui atau tidak oleh Sarsit ini suka sekali narsis. Tak perlu ditanya ada berapa banyak foto wajahnya di handphone nya, jawabannya bukan cuma puluhan, tapi bisa ratusan atau ribuan mungkin, haahaa. Saking narsisnya, ketika saya minta tanggal lahirnya, dia bukan hanya memberikan tempat dan tanggal lahirnya, tapi dia memberikan saya ini:

Nama : Eka Wahyuningsih
Nama Hitz : Echa Wahyuni
TTL : Wonogiri, 16 Mei 1993
IG, Twitter, Youtube : @echabalabala
Facebook : Echa Wahyuni
Smule : SNB_Echabalabala
E-Mail : echa16wahyuni@gmail.com
Warna kesukaan : Merah, Hitam
TB / BB : 158 cm / 48 kg

Jawaban yang terlalu sempurna untuk pertanyaan ringan yang saya ajukan yaa. Tapi tak apa, bukan echa namanya kalau tidak narsis seperti ini. Semoga setelah ini followers bertambah yaa Cha, dan tawaran endorse makin berlimpah. Buat kalian yang baru merintis usaha dan butuh jasa endorse bisa hubungi Echa kami yaa, kontak nya sudah amat sangat jelas kan ? Heehee.

7. Citra Quintiara Indah
Perempuan asal jember ini adalah perempuan dengan penampilan paling modis di antara kami semua. Bahasa gaulnya yaa kekinianlah, atau Kids Jaman Now. Citra itu perempuan yang feminin, bertolak belakang sama Heni, heehee.

Bukan cuma namanya yang cantik, orangnya juga cantik. Meskipun kurus, dia terlihat pas mengenakan baju model apapun layaknya seorang model atau mannequin. Pantaslah kalau dia sudah terlebih dulu punya gandengan. Semoga dipertemukan dengan yang terbaik yaa cit.

8. Hanifidiani
Ibu guru Hani, begitu kami menyebutnya sekarang. Hani kini bekerja sebagai seorang pengajar di Sekolah Alam dekat sekali dari rumahnya. Perempuan yang doyan makan ini adalah penggila K-Pop. Dari mulai, Boy band dan Girl band, Drama, sampaing Running Man episode terbaru juga dia ikuti semua. Sepertinya isi laptop Hani lebih banyak file berbau K-Pop dibandingkan materi ajar, iyaa kan Han ? Heehee.

Hani ini penurut, di ajak kemana aja mau. Tidak pernah susah untuk di ajak kumpul. Tapi kadang juga tidak mau kalah kalau sudah urusan debat. Dia adalah pendebat yang hebat. Jangan-jangan Saya ketularan dia nih jadi sering debat di kantor, haahaa.

Kalau ingat K-Pop, yaa pasti ingat Hani. Itu yang terlintas di pikiran saya. Dia sampai belajar Dance ala Boy and Girl band Korea loh, juga belajar bahasa Korea. Selain itu, masakan korea seperti kimchi dia juga suka, dan bisa juga membuatnya. Semua itu dia pelajari dengan cara otodidak.  Daebak Haniiiiii. Pokok nya Hani ini bisa di bilang penggemar berat K-Pop.

9. Riapita Zintia
Last but not least, Riapita atau biasa di panggil pita, adik angkat dari Echa si balabala yang entah di anggap adik atau tidak, pokok nya mereka ini di bilang kembar. Sebutan yang aneh memang haahaa.

Pita, si bontot yang senangnya membuat orang kesal tingkat dewa karna keterlambatan yang naudzubillah parahnya. Kenapa parah ? Biar saya jelaskan. Pita, jika kami ajak bertemu, janji jam 11 siang, maka dia akan datang jam 2 siang. Dan dengan memasang senyum lebar dia datang kemudian meminta maaf. Itu rasanya, ya Allah sudah abis kata-kata deh. Ini bukan hanya sekali terjadi, tapi selalu terjadi. Udah jadi tabiat sepertinya.

Karna kami bosan selalu diminta untuk menunggu terus, maka kami biasanya memakai strategi memajukan jam hanya untuk dia. Misalnya seperti ini, jika kami membuat janji ingin bertemu jam 11 siang, maka kami akan sampaikan pada pita bahwa jam kumpulnya adalah jam 9. Kami majukan 2-3 jam dari jadwal yang sudah di sepakati. Hal ini dilakukan agar pita datang tepat pada waktunya. Tapi meskipun begitu, usaha kami kadang tetaplah sia-sia, dia tetap saja telat.

Please Pita, tolong kami. Hayati sampai lelah. Haahaa.

Walaupun sering telat, dia ini tipikal orang yang setia kawan dan menepati janji. Setelat-telatnya seorang pita, dia tidak akan pernah membatalkan janjinya jika memang sudah berjanji akan datang. Jadi tugas kami teman-temannya hanya menunggu hingga dia datang dengan memperlihatkan gigi gingsulnya. Si unik yang terkadang membuat kami kesal tapi juga salah satu member yang paling kami ingat tingkah lakunya.

9 dari 10 member geng Menanti Mertua sudah terungkap keasliannya. Siapakah 1 member terakhir ?

Yup, member itu yaa saya sendiri. Saya tidak akan menjabarkannya disini, haahaa. Curang ? Ooo, tentu tidak. Memang kamu pikir Dunia itu Adil ? Haahaa.. Saya akan merahasiakan jati diri saya sebenarnya 🙈. Jadi nikmati saja yaa karakter dari 9 member Menanti Mertua.

See you 😂

Share:

Sabtu, 10 Februari 2018

Kamu, Apa Kabar ?

Kamu, Apa kabar ?
Baik-baik saja bukan ?
Kamu sehat kan ?

Kalau aku, sepertinya kabarku tidak baik-baik saja. Hatiku, sepertinya ia sedikit sakit, sakit karna menahan rindu padamu. (Eaaaaa... 🙈)

Prolog yang sengaja saya pilih agar terlihat sedikit puitis heehee..

"Kamu, Apa kabar ?"

Menanyakan kabar pada seseorang biasanya hanya dilakukan untuk sekedar basi-basi. Basi-basi karna tak sengaja bertemu di jalan, atau basa-basi untuk sekedar membuka pembicaraan. Padahal makna dari pertanyaan tersebut, bisa begitu berarti untuk sebagian orang. Bagi sebagian orang pertanyaan "Apa kabar" adalah suatu bentuk perhatian yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Bagi orang yang sensitif, pertanyaan ini akan menimbulkan efek gembira pada hatinya. Dalam kasus lain, pertanyaan ini dapat memperbaiki mood seseorang. Tapi lain hal untuk orang yang cuek, pertanyaan ini hanya akan berkesan pada basa-basi belaka. Namun, bukan berarti kita tidak boleh menanyakan kabar dari seseorang yang bersifat cuek yaa. Secuek-cueknya orang cuek, dia akan tetap menanggapi dengan baik koq bentuk perhatian tersebut, heehee..

Dalam suatu kegiatan yang saya ikuti, pertanyaan seperti di atas diberikan waktu tersendiri. Kami menyebutnya Qodhoya. Apa itu QodhoyaQodhoya adalah sesi curhat, begitu saya mengartikannya. Meskipun secara harfiyah saya tidak tau pasti apa artinya. Qodhoya adalah satu sesi dimana seseorang saling memberikan kabar satu sama lain. Mulai dari kabar kesehatan, pekerjaan, keluarga, sampai masalah yang sedang dihadapi.

Lewat Qodhoya saya dapat memberitahukan mengenai kabar saya, kesehatan atau sekedar mencurahkan segala unek-unek yang mungkin tidak bisa saya curahkan pada oranglain. Maklum, orang introvert tidak seleluasa itu untuk menceritakan tentang dirinya kepada semua orang, jadi hanya lingkup tertentu saja yang bisa mendengarnya. Dari Qodhoya ini pula saya yang tidak terbiasa menanyakan kabar seseorang jadi tau banyak hal mengenai oranglain, yang notabene dalam kegiatan tersebut mereka adalah teman terdekat saya. Lagi-lagi kata maklum harus saya keluarkan, karna saya tipikal orang yang cuek, jadi tidak suka basa-basi.

Ternyata mendengar tentang kabar mereka itu menyenangkan. Menyenangkan karna dari situ saya bisa lebih mengenal tentang mereka lebih dalam. Mempelajari karakter mereka, mencoba memahami mereka, dan mengambil hikmah dari pelajaran hidup yang sedang mereka ajarkan pada diri saya. Namun, terkadang mendengar kabar mereka juga terasa sedih. Sedih karna ternyata selama ini saya belum begitu mengenal mereka. Tidak tau masalah yang sedang mereka hadapi dalam keluarga, lingkungan tempat mereka tinggal, dan juga tidak tau mengenai kondisi mereka dalam lingkungan kerja mereka. Berteman sudah cukup lama tapi nyatanya masih selalu ketinggalan berita ter-update soal kehidupan mereka, itu rasanya menyedihkan. Terkadang sampai berpikir, "Saya sepertinya bukan teman yang baik".

Qodhoya mengajarkan saya banyak hal. Dari Qodhoya saya di ajak untuk bisa memahami sebab dan akibat dari perilaku seseorang, saya juga di ajak untuk bisa merasakan apa yang sedang oranglain rasakan, belajar menjadi dewasa dalam menyikapi berbagai masalah, dan belajar dari mereka bagaimana caranya bersyukur kepada Sang Pencipta, bahwa setiap masalah yang kita hadapi bukanlah yang terparah, bahwa setiap masalah yang kita hadapi pasti akan selalu ada jalan keluarnya, dan setiap masalah yang kita hadapi adalah suatu bentuk kecintaan Allah terhadap kita hamba-hambaNya.

Qodhoya yang rutin dilakukan ini, membuat saya berpikir, seharusnya hal ini juga bisa di aplikasikan dalam dunia kerja. Buat saja namanya menjadi Sharing Session agar terkesan lebih umum untuk di dengar. Adakan satu kali setiap minggunya. Sharing Session dapat di isi dengan bertukar kabar kesehatan, mood, dan juga kendala apa yang dihadapi selama satu minggu terakhir dari tugas yang sedang dikerjakan. Sharing Session juga bisa menjadi ajang kita untuk saling terbuka satu sama lain dan kesempatan untuk saling berintrospeksi diri. Jika hal ini mampu dilakukan, mungkin hubungan antara rekan kerja juga akan jauh lebih solid.

Qodhoya, sepertinya telah menggeser pandangan saya mengenai makna dari pertanyaan "Apa kabar ?". Mungkin setelah ini saya akan mencoba lebih sering menggunakan pertanyaan itu. Karna nyatanya memang pertanyaan itu bukanlah hanya sekedar bermakna basa-basi, tapi pertanyaan itu akan membawa banyak perubahan, minimal bagi diri saya sendiri. Semoga setelah ini kita dapat membudayakan saling berkabar satu sama lain. Agar kita bisa saling mengetahui kondisi masing-masing dan memahami teman kita jauh lebih baik lagi.

Karna prolog nya sudah di isi oleh kalimat puitis nan-alay, maka penutupnya pun akan demikian adanya, heehee..

Aku ini pelupa. Pelupa akan segala hal. Terkecuali tentang kamu. Ingatanku menjadi amat sangat kuat ketika harus mengingat semua yang berhubungan dengan kamu. Maka izinkan lah aku menempatkanmu dalam tempat teristimewa, yaitu dalam hatiku. Karna hatiku tidak akan pernah melupakan kamu.

#sabtulis #pekan6

Share:

Kamis, 08 Februari 2018

Hayoo, Kamu Jujur

Pengen ngomong, tapi ngga sanggup.
Pengen nanya, tapi ngga enakan.
Pengen marah, ngga pernah bisa.
Pengen "nyentil", takut kesinggung.

Udah banyak yang di tahan, ngga berani di ungkapkan, apalagi di ekspresikan. Pengennya si sadar sendiri, tapi dibuat seakan ngga sadar. Sesulit itu yaa jujur tuh. Terlalu banyak berpikir. Takut menyakiti, takut tersinggung, ngga enakan, padahal kalau semakin lama diam, semakin banyak juga kan yang disembuyikan.

Dan ketika sudah ketahuan atau bahasa kekiniannya "Ke-gep", terbongkar semua apa yang disembuyikan, mau bilang apa lagi ? Mencoba menjelaskan gituh ? Kayanya bakal percuma yaa, karna pasti itu terasa sudah sangat terlambat, mungkin sudah terlalu membuat sakit.

Makanya, kalau ada kesempatan untuk jujur, jujur saja, insyaallah itu lebih baik, daripada menimbulkan prasangka. Ada pepatah bilang,

"Kita harus menjaga diri agar orang tidak berprasangka pada diri Kita".

Kurang lebih begitu. Apa maksudnya ? Maksudnya adalah kita jangan memberi kesempatan kepada seseorang untuk berprasangka pada diri kita, jangan mencoba menciptakan dosa bagi oranglain.

Kalau kata bang napi, "Kejahatan bukan hanya dari niat pelakunya, tapi karna ada kesempatan, waspadalah, waspadalah."

Nah, selagi kita diberikan waktu dan kesempatan untuk menjelaskan sesuatu, maka lakukanlah. Dan jangan memberikan celah atau kesempatan untuk seseorang berprasangka pada diri kita. Yuk, kita bantu yang lain 😁

Share:

Rabu, 07 Februari 2018

Marah Ku

"Jahat !!
Kalian bener-bener jahat.
Ngga nyangka kalian sejahat itu, setega itu.
Jahat, sumpah jahat banget."

Marah ?
Kecewa ?
Sakit yaa rasanya ?
Sudah puas kah ?
Atau ada lagi yang ingin kamu ucapkan ?

Jika belum tuntas marahmu, jika belum hilang kecewamu, jika belum juga sembuh sakitmu, dan jika menurutmu itu hanya akan reda dengan cara meluapkannya, maka tuntaskanlah, maka ucapkanlah, dan silahkan luapkanlah, aku akan tetap disini, duduk, mendengarkan semua marahmu. Dan jika tangismu mulai pecah, tak dapat lagi kamu bendung datangnya, aku pun masih tetap disini, duduk, membuka lebar pelukku untuk kamu.

Menangislah jika kamu memang ingin menangis. Sudah terlalu lama kamu tahan tangisan itu. Matamu sudah tak sanggup lagi membendungnya. Biarlah tangis itu mengalir, sebagaimana mestinya ia mengalir sejak dulu. Tak perlu menyakiti dirimu lebih lama lagi. Tak perlu menyakiti dirimu dengan rasa malu karna akan menangis. Hatimu sudah terlalu lama menahan sakit. Jadi buatlah hatimu lega dengan meluapkannya lewat tangis.

Jika sudah puas kamu ucapkan semua marah dan kecewamu, dan jika sudah puas kamu luapkan semua tangismu, kini siapkanlah diri dan hatimu, dengarkan aku, akan aku sampaikan apa yang sudah seharusnya aku sampaikan padamu.

"Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia."

Tak perlu menyerngitkan dahi, atau memasang muka marah padaku, ini bukanlah perkataanku, ini adalah perkataan dari seorang hamba Allah, seorang khalifah yang di angkat sepeninggal Utsman Bin Affan, yang juga seorang menantu Rasulullah. Yaa, kamu benar, ini adalah perkataan Ali bin Abi Thalib, suami dari Fatimah, anak Rasulullah dari bunda Khadijah, yang cerita cintanya selalu kamu banggakan.

Kamu tau, apa yang sebenarnya kamu rasakan kini adalah buah dari apa yang dulu kamu tanam. Kamu telah menanam sebuah pohon harapan, pohon harapan yang berbentuk manusia. Yang dengan jelas kamu tau, bahwa buah yang akan dihasilkannya hanyalah sebuah kekecewaan. Apa kamu lupa, buah dari pohon yang kamu tanam itu hanya akan menghasilkan rasa pahit ? Tidakkah kamu ingat, bahwa rasa manis dari pohon harapan hanyalah bisa kamu tuai dengan cara menanamnya dengan iman yang ditujukan kepada sang pencipta, Allah Azza Wa Jalla ?

Ketika buah itu kini kamu tuai, patut kah kamu semarah ini ? Patut kah kamu menangis sesedih ini ? Dan patutkah kamu, yang dengan sadar telah menyakiti dirimu sendiri, meronta minta dikasihani ?

Tidak, tidak sama sekali. Tidak patut kamu marah pada mereka yang telah menyakitimu, terlebih lagi pada Allah, Sang Maha Pengasih Maha Penyayang.

Mereka hanyalah manusia, yang sebenarnya mungkin tak patut kamu harapkan, tak patut kamu percayai seutuhnya. Mereka hanya manusia, yang tak bisa mengabulkan apa yang kamu harapkan, tak pernah bisa menjaga kepercayaanmu karna ingkar.

Maka istirahatkan lah dirimu, sayangilah hatimu, bacalah surat cinta dari Sang Maha Cinta. Yang seharusnya sejak dulu kamu gantungkan harapanmu hanya padaNya, kamu serahkan kepercayaanmu juga hanya padaNya, hingga rasa marah, kecewa, dan juga sakit, tak kan pernah kamu rasa.

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar:10)

Dan hanya orang-orang yang sabar dalam menjalani cobaan, tanpa rasa keluh, dan dengan rasa syukur lah yang akan menikmati buah yang manis.

“Tetapi orang yang bersabar dan mema`afkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (Asy-Syuuraa:43)

Maka maafkan lah mereka, ikhlaskan lah perbuatannya. Karna orang yang mulia ialah orang yang mau memaafkan tanpa perlu diminta, dan ia tak kan pernah menjadi rendah sekalipun ia harus terlebih dulu meminta maaf.

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:153)

Dan jadikanlah ayat di atas sebagai pedoman di saat kamu marah. Datangi Allah dengan menyempurnakan wudhu, sujud lah dengan shalatmu, dan bermunajat lah padaNya. Sesungguhnya ini adalah sebaik-baiknya cara untuk meredam semua marah, kecewa, dan sakitmu.

Share:

Sabtu, 03 Februari 2018

Katakan Saja Meski Sakit, Jangan Diam atau Bermanis

"Kalau ada yang kamu ngga suka dari aku, ngomong aja, ungkapin semuanya sama aku. Tapi tolong, jangan ungkapin ketidaksukaan kamu tentang aku ke oranglain, atau jangan sampe aku denger itu dari oranglain, karna rasanya akan berbeda ketika kamu yang ngomong langsung, atau ketika aku tau itu dari oranglain"

Suatu statement yang selalu saya ucapkan pada hampir semua teman baik saya, yang biasanya saya ucapkan saat awal hubungan pertemanan itu terjalin. Perjanjian pra-pertemanan, mungkin pas untuk menyebutnya.

Statement di atas bukan hanya sekedar perjanjian, tapi juga menggambarkan sebuah komitmen. Komitmen untuk saling percaya, dan tentu saling jujur. Percaya, bahwa teman akan selalu menjaga nama baik kita, dan jujur, bahwa apapun aib atau keburukan dalam diri kita hanya akan di ungkapkan langsung pada kita, yang disampaikan dengan cara yang baik dan juga tidak ada yang ditutup-tutupi, demi kebaikan diri kita.

Statement ini juga bukan sebuah tuntutan yang saya berikan pada siapapun yang menjadi teman saya, tapi ini sebuah kewajiban yang juga harus saya lakukan. Saya selalu berpikir, apapun yang saya inginkan untuk ada pada diri oranglain, maka hal tersebut harus terlebih dulu ada dalam diri saya. Hal ini menjadi penting bagi saya, karna dalam sebuah hubungan, kita bukan hanya menuntut, tapi juga harus memberi.

Hal yang selalu saya pegang teguh dalam sebuah hubungan, bukan hanya pada hubungan pertemanan, tapi juga akan saya jadikan dasar kelak untuk memulai hubungan yang paling sakral dalam kehidupan adalah sebuah kepercayaan dan kejujuran. Bagi saya kedua hal ini adalah sebuah nilai yang tak terhingga harganya. Sekali saja kepercayaan itu rusak, maka tidak akan ada lagi kesempatan kedua. Ketika kejujuran itu berubah menjadi sebuah kebohongan, maka tidak akan ada lagi satu pun kesempatan untuk mendapatkan lagi kepercayaan saya.

Kenapa se-saklek itu si ?
Jawabannya, karna kepercayaan adalah sebuah cara untuk mengetahui seberapa bertanggungjawabnya seseorang. Ketika diberikan amanah, sejauh apa dia bisa menjalankannya. Apakah dia bisa menjaganya dengan baik, atau dia justru sukses merusaknya dengan mudah. Jawaban yang mungkin sangat segmentif yaa, karna belum tentu oranglain berpendapat demikian, tapi inilah jawaban saya tentang makna sebuah kepercayaan dan kejujuran.

Tentang makna seorang teman. Bagi saya teman adalah seseorang yang memahami kita, tak penting seberapa lama waktu perkenalannya. Terkadang orang yang telah lama berteman dengan kita, justru malah tak pernah memahami kita. Terkadang orang yang terlihat dekat, nyatanya tidaklah sedekat kelihatannya. Itu lah teman, bukan perkara ada di setiap saat ketika kita butuhkan, tapi teman adalah dia yang selalu paham kapan dia dibutuhkan.

Egois rasanya ketika kita meminta seorang teman untuk selalu ada setiap saat, karna mereka pun butuh waktu untuk dirinya sendiri. Butuh waktu untuk memahami diri mereka sendiri, dan menjalankan perannya yang lain. Jadi tidak perlu menjadi diri yang egois dengan marah kepadanya atau berpikir negatif tentangnya  hanya karna di satu kesempatan dia tidak mendampingi kita, tapi cobalah menjadi teman yang pengertian, yang selalu berpikir positif dengan berbagai hal yang ada pada dirinya, meskipun dia tak ada saat kita benar-benar membutuhkannya.

Dan ada hal yang perlu kita ingat, ketika kita dipercaya oleh seseorang untuk menjadi bagian dalam hidupnya, sebagai teman baik misalnya, jagalah apa yang telah dia percayakan, dan jujurlah atas apa yang tidak kamu sukai ada pada dirinya. Jangan hanya diam, karna ketika kita diam, itu artinya kita membiarkan dia untuk terus berada dalam kesalahan, itu akan menunjukkan bahwa kita tidaklah cukup baik untuk menjadi seorang teman. Dan juga jangan sekali-kali kita mengatakan ketidaksukaan kita tentangnya kepada oranglain, karna jika dia mendengarnya dari oranglain, hatinya akan lebih terluka.

Terkadang, kejujuran itu memang sulit di ungkapkan, tapi jika kita hanya membuatnya manis tanpa kejujuran, itu akan jauh lebih menyakitkan.

Cukuplah nasehat Umar Bin Khatab menjadi pengingat :

"Orang yang mau menunjukkan di mana letak kesalahanmu, itulah temanmu yang sesungguhnya. Sedangkan mereka yang hanya menyebar omong kosong dengan selalu memujimu, mereka sebenarnya adalah para algojo yang akan membinasakanmu."

#sabtulis #pekan5

Share:

Kamis, 01 Februari 2018

Tentang Seseorang

Tangan ini ingin sekali menulis tentangmu. Selalu ingin menulis tentangmu lebih tepatnya. Namun rasanya aku tak semampu itu menggambarkan tentangmu. Menjabarkan dirimu dengan berbagai barisan huruf konsonan dan juga vokal.

Terlalu berat. Berat untuk menulis kembali namamu. Berat untuk mengenang kembali cerita saat bersamamu. Berat untuk mengingat kembali tentang kita, tentang aku dan kamu.

Tapi hati, entah sesanggup apa ia terus berbohong. Menangkal semua rasa yang masih tersisa. Melupakan kenangan yang masih tersimpan rapih. Menghapus nama yang dulu terukir indah.

Juga rindu, yang datangnya bagaikan hujan. Hujan yang jatuh tepat ke dasar hati. Hujan yang tak sanggup aku hentikan kedatangannya, pun juga rindu. Aku hanya bisa menikmati hujan yang datang hingga ia reda, ku rasa rindu pun demikian adanya.

Jika rindu ini memiliki tuan, mungkin tuannya adalah dirimu. Dirimu yang jauh, namun terasa dekat. Dirimu yang nampak nyata, meskipun sebenarnya hanya ilusi belaka. Jika ini benar rindu, apakah temu akan meredakannya ?

Share:

Label Pena

Pena Terpopuler

Kawan Pena