• Untitle

    Mengutarakan apa yang tak mampu terucap. Lewat pena ku tuturkan segala yang ingin ku ungkapkan.

  • Sudut Pandang

    Menyoroti sesuatu dari kacamata seorang awam. Bisa benar atau juga salah. Tidak perlu saling menghakimi, kita hanya perlu saling menasehati dan menghargai segala perbedaan.

  • Ceracau

    Menulis menjadi suatu hal yang baru. Sulit, namun terasa begitu menyenangkan. Membagi sesuatu yang kita rasakan atau kita pikirkan kepada oranglain. Berharap semua membawa kebermanfaatan.

  • Sajak

    Melatih rasa dan membahasakan sesuatu yang di rasa. Melankolis katanya. Namun itu dapat melunakkan hati yang keras, dan mempesona hati yang lembut.

Sabtu, 14 Juli 2018

Jarak

Jarak. Satu kata yang entah kenapa beberapa hari ini selalu terlintas dalam pikiran saya. Entah apa juga istimewanya kata ini. Secara berulang kata ini hadir lagi dan lagi dalam pikiran, seakan mengajak saya untuk mencari tau pesan apa yang tersirat di dalamnya.

Apakah saya sedang berjarak? Begitu?
Dengan apa? Atau, siapa?

Rasa penasaran tidak lagi bisa dibendung. Maka untuk mencairkannya saya mencari makna kata jarak itu sendiri.

Menurut KKBI, Jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat.
Ruang sela? Antara dua benda? Antara dua tempat?

Pengertian ini membagi pemahaman saya menjadi dua. Pertama jarak saya dengan Dia. Kedua, jarak saya dengan dia. Huh,  lagi lagi harus disangkutpautkan dengan dia. Saya enggan memikirkan lebih jauh mengenai jarak yang terbentang antara saya dengan dia. Akan lebih baik bagi saya untuk lebih menyoroti keberjarakan saya dengan Dia.

Saya lemparkan memori jauh ke belakang. Ke beberapa hari hingga bulan juga tahun tahun yang lalu. Seberapa jauh jarak yang nyatanya saya cipta sendiri. Mungkin Dia rindu, sebab jarak-Nya dengan saya menjauh. Salah. Bukan jarak-Nya, tapi jarak saya yang menjauh.

Cara-Nya merindu memang selalu unik. Selalu memberi saya kesan yang mendalam. Kadang rindu-Nya berupa teguran kecil namun nyelekit,  kadang juga dengan kasih yang begitu bertubi-tubi, dan sekarang, rindu-Nya mencoba merasuki pikiran atau bahkan alam bawah sadar saya.

Maafkan saya yang begitu jauh memberi jarak,  juga terimakasih atas rindu yang begitu menggebu, hingga membuat saya ingin berlari untuk mendekat. Tunggulah. Tunggu saya dalam sepertiga malam. Biarkan saya menghapus sedikit demi sedikit jarak, juga membalas rindu yang menggebu itu secara patut.

#sabtulis #pekan28

Share:

Label Pena

Pena Terpopuler

Kawan Pena