Sabtu, 10 Februari 2018

Kamu, Apa Kabar ?

Kamu, Apa kabar ?
Baik-baik saja bukan ?
Kamu sehat kan ?

Kalau aku, sepertinya kabarku tidak baik-baik saja. Hatiku, sepertinya ia sedikit sakit, sakit karna menahan rindu padamu. (Eaaaaa... 🙈)

Prolog yang sengaja saya pilih agar terlihat sedikit puitis heehee..

"Kamu, Apa kabar ?"

Menanyakan kabar pada seseorang biasanya hanya dilakukan untuk sekedar basi-basi. Basi-basi karna tak sengaja bertemu di jalan, atau basa-basi untuk sekedar membuka pembicaraan. Padahal makna dari pertanyaan tersebut, bisa begitu berarti untuk sebagian orang. Bagi sebagian orang pertanyaan "Apa kabar" adalah suatu bentuk perhatian yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Bagi orang yang sensitif, pertanyaan ini akan menimbulkan efek gembira pada hatinya. Dalam kasus lain, pertanyaan ini dapat memperbaiki mood seseorang. Tapi lain hal untuk orang yang cuek, pertanyaan ini hanya akan berkesan pada basa-basi belaka. Namun, bukan berarti kita tidak boleh menanyakan kabar dari seseorang yang bersifat cuek yaa. Secuek-cueknya orang cuek, dia akan tetap menanggapi dengan baik koq bentuk perhatian tersebut, heehee..

Dalam suatu kegiatan yang saya ikuti, pertanyaan seperti di atas diberikan waktu tersendiri. Kami menyebutnya Qodhoya. Apa itu QodhoyaQodhoya adalah sesi curhat, begitu saya mengartikannya. Meskipun secara harfiyah saya tidak tau pasti apa artinya. Qodhoya adalah satu sesi dimana seseorang saling memberikan kabar satu sama lain. Mulai dari kabar kesehatan, pekerjaan, keluarga, sampai masalah yang sedang dihadapi.

Lewat Qodhoya saya dapat memberitahukan mengenai kabar saya, kesehatan atau sekedar mencurahkan segala unek-unek yang mungkin tidak bisa saya curahkan pada oranglain. Maklum, orang introvert tidak seleluasa itu untuk menceritakan tentang dirinya kepada semua orang, jadi hanya lingkup tertentu saja yang bisa mendengarnya. Dari Qodhoya ini pula saya yang tidak terbiasa menanyakan kabar seseorang jadi tau banyak hal mengenai oranglain, yang notabene dalam kegiatan tersebut mereka adalah teman terdekat saya. Lagi-lagi kata maklum harus saya keluarkan, karna saya tipikal orang yang cuek, jadi tidak suka basa-basi.

Ternyata mendengar tentang kabar mereka itu menyenangkan. Menyenangkan karna dari situ saya bisa lebih mengenal tentang mereka lebih dalam. Mempelajari karakter mereka, mencoba memahami mereka, dan mengambil hikmah dari pelajaran hidup yang sedang mereka ajarkan pada diri saya. Namun, terkadang mendengar kabar mereka juga terasa sedih. Sedih karna ternyata selama ini saya belum begitu mengenal mereka. Tidak tau masalah yang sedang mereka hadapi dalam keluarga, lingkungan tempat mereka tinggal, dan juga tidak tau mengenai kondisi mereka dalam lingkungan kerja mereka. Berteman sudah cukup lama tapi nyatanya masih selalu ketinggalan berita ter-update soal kehidupan mereka, itu rasanya menyedihkan. Terkadang sampai berpikir, "Saya sepertinya bukan teman yang baik".

Qodhoya mengajarkan saya banyak hal. Dari Qodhoya saya di ajak untuk bisa memahami sebab dan akibat dari perilaku seseorang, saya juga di ajak untuk bisa merasakan apa yang sedang oranglain rasakan, belajar menjadi dewasa dalam menyikapi berbagai masalah, dan belajar dari mereka bagaimana caranya bersyukur kepada Sang Pencipta, bahwa setiap masalah yang kita hadapi bukanlah yang terparah, bahwa setiap masalah yang kita hadapi pasti akan selalu ada jalan keluarnya, dan setiap masalah yang kita hadapi adalah suatu bentuk kecintaan Allah terhadap kita hamba-hambaNya.

Qodhoya yang rutin dilakukan ini, membuat saya berpikir, seharusnya hal ini juga bisa di aplikasikan dalam dunia kerja. Buat saja namanya menjadi Sharing Session agar terkesan lebih umum untuk di dengar. Adakan satu kali setiap minggunya. Sharing Session dapat di isi dengan bertukar kabar kesehatan, mood, dan juga kendala apa yang dihadapi selama satu minggu terakhir dari tugas yang sedang dikerjakan. Sharing Session juga bisa menjadi ajang kita untuk saling terbuka satu sama lain dan kesempatan untuk saling berintrospeksi diri. Jika hal ini mampu dilakukan, mungkin hubungan antara rekan kerja juga akan jauh lebih solid.

Qodhoya, sepertinya telah menggeser pandangan saya mengenai makna dari pertanyaan "Apa kabar ?". Mungkin setelah ini saya akan mencoba lebih sering menggunakan pertanyaan itu. Karna nyatanya memang pertanyaan itu bukanlah hanya sekedar bermakna basa-basi, tapi pertanyaan itu akan membawa banyak perubahan, minimal bagi diri saya sendiri. Semoga setelah ini kita dapat membudayakan saling berkabar satu sama lain. Agar kita bisa saling mengetahui kondisi masing-masing dan memahami teman kita jauh lebih baik lagi.

Karna prolog nya sudah di isi oleh kalimat puitis nan-alay, maka penutupnya pun akan demikian adanya, heehee..

Aku ini pelupa. Pelupa akan segala hal. Terkecuali tentang kamu. Ingatanku menjadi amat sangat kuat ketika harus mengingat semua yang berhubungan dengan kamu. Maka izinkan lah aku menempatkanmu dalam tempat teristimewa, yaitu dalam hatiku. Karna hatiku tidak akan pernah melupakan kamu.

#sabtulis #pekan6

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Label Pena

Pena Terpopuler

Kawan Pena