Minggu, 25 Februari 2018

Kita adalah Masa Lalu

Mengenang bukanlah hal yang baik. Aku Dan Kamu tau itu. Namun setiap peristiwa yang telah terjadi di antara kita terkadang selalu terlintas begitu saja. Menyapa tanpa permisi dalam ketermenungan, dan pergi sesukanya tanpa pamit pada kesendirian.

Berusaha keras menepis rasa yang masih tersisa. Memaksakan hati untuk lupa pada setiap cerita di antara kita. Semakin keras memaksa, ternyata hanya menambah kuat kenangan Kita.

Rasanya tak pantas aku terus menyalahkanmu. Membuatmu menjadi tertuduh atas semua tangisanku. Toh sebenarnya aku pun turut andil dalam perpisahan ini. Kamu hanya meng-iya-kan saja apa mau nya diriku. Aku yang terlalu takut menjalani hubungan yang tak pasti ini, dan kamu yang berkata belum mampu.

Maaf jika aku yang pertama membuat luka. Memberi bekas pada harga diri yang tersakiti. Kamu sebut dirimu lelaki, juga punya hati. Pembuktian besar bahwa aku adalah seorang pendosa, yang hanya menyisakan duka.

Layaknya dirimu, aku pun punya hati. Hati yang rapuh dan kini telah patah. Melepas semua yang ku rasa amat indah, untuk Dia Sang Maha Indah. Aku berusaha untuk baik-baik saja. Tapi aku sadar bahwa hatiku tak pernah baik-baik saja. Andai dirimu juga tau itu.

Aku hanya belum bisa melihatmu pergi. Menjauhkan diri dari hati ini yang sebenarnya ingin memiliki. Membiasakan diri tanpa kabar darimu. Tanpa sosokmu dalam keseharianku. Sakit. Yaa, hatiku pun sakit. Aku hanya berandai, jika saja dulu rasa itu tak pernah terungkap. Atau andai saja kita tak pernah ada rasa.

Cerita kita sudah usai sejak lama. Tak pernah ada lagi episode terbaru dari kisah kita yang mengharu biru. Mungkin rasa itu masih ada. Disadari atau tidak, masih ada ruang dihati kita untuk rasa yang pernah Kita sebut cinta. Sedikit atau banyak, kadarnya tak bisa kita duga. Kita hanya bisa menikmatinya ketika terkadang rasa rindu itu datang dengan menggebu, dan ketika rasa itu hilang tersapu pilu.

Namun Dia kembali. Hadir dalam setiap lamunanku. Dia yang menjanjikan bahwa yang baik akan bersatu dengan yang baik pula. Bukan, bukan bearti kamu tak baik. Tapi Dia bilang akan ada yang lebih baik darimu untukku. Aku hanya perlu yakin dengan keputusanku dulu.

Bahwa, jika Dia menakdirkan kita bersama, maka kita akan disatukan. Namun jika tidak, maka Dia akan menggantikan dengan yang jauh lebih baik. Dan saat itu tiba, kita hanya perlu memberikan waktu pada hati untuk berdamai. Menerima kenyataan yang ada bahwa kita akan berjumpa dengan pelengkap hidup kita masing-masing, dimana kamu tidak menemukanku dan aku pun tidak menemukanmu.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Label Pena

Pena Terpopuler

Kawan Pena