Sabtu, 17 Februari 2018

Brand New You

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (Ar-raad :11)

Satu ayat dalam Al-Qur'an yang saya kutip untuk menjadi pembuka tulisan saya kali ini. Saya bukan seorang ahli tafsir, (tapi punya kenalan yang kuliah jurusan ahli tafsir si heehee) maka dari itu saya tidak akan lancang untuk menafsirkan apapun dari ayat tersebut. Saya hanya tertarik untuk mengambilnya sebagai dasar dari tulisan kali ini.

Perubahan. Ayat ini menyeru kita untuk melakukan perubahan. Allah tidak akan merubah siapapun sampai mereka mau merubahnya sendiri. Itu berarti Allah ingin melihat sejauh mana seseorang berjuang dengan melakukan perubahan-perubahan untuk kebaikan dirinya. Setidaknya inilah sedikit pemahaman yang coba saya ambil dari ayat tersebut.

Perubahan terkadang tidak lahir dari diri sendiri, tapi bisa juga karna dorongan oranglain atau desakan lingkungan dan keadaan. Tentu kita sering mendengarkan kalimat magic ini "The Power Of Kepepet"; yang juga menjadi salah satu judul buku karya Jaya Setiabudi. Ini adalah contoh dari perubahan atas desakan lingkungan dan keadaan. Tapi saya tidak akan membahas tentang buku itu disini yaa, silahkan cari tau sendiri tentang buku itu heehee.

Lalu bagaimana dengan perubahan yang berasal dari dorongan oranglain ?

Saya akan menceritakan satu kisah, tentang seseorang yang sebut saja namanya Gadis. Seorang teman yang baru setahun ini saya kenal, dan akhir-akhir ini saya mencoba untuk merubahnya, atau lebih tepatnya saya mendorongnya untuk berubah entah bagaimanapun caranya. Jahat, tidak, saya tidak berniat jahat dengan memintanya berubah. Justru saya hanya menginginkan kebaikan padanya.

Saya ingin dia terlihat lebih rapih dalam dandan. Bukan make-up tapi lebih pada tatanan jilbab dan pakaian. Kalau soal make-up saya tidak menguasai, dia justru sudah sangat baik soal itu. Menurut orang-orang sekitar, dia tidak pandai berpakaian. Ada bagian tubuh yang tak sepenuhnya tertutupi. Juga jilbab yang tak rapih hingga rambutnya sering terlihat keluar. Terkadang jika bertemu di toilet, sebut saja markas para perempuan, saya terbiasa melakukan hijab tutorial khusus untuknya. Bukan hanya mencontohkan, tapi saya lebih sering mempraktekan langsung padanya. Alhamdulillah dia suka. Dan, satu perubahan sudah saya lakukan heehee.

Gadis ini orang yang polos. Umurnya 2 tahun lebih muda dari saya. Mungkin karna itu dia manut-manut saja ketika saya mencoba merapihkan jilbab ataupun pakaiannya. Bicara soal pakaian, saya bukanlah ahlinya, karna saya juga bukan seorang desainer ataupun ahli fashion. Tapi saya sedikit mengerti soal padu-padan pakaian heehee. Saya sering berbagi tips soal ini, juga pelan-pelan memberitahu padanya bahwa ada bagian-bagian sensitif dari dirinya yang perlu ia jaga agar selalu tertutupi oleh jilbabnya. Sekali dua kali, masih belum ada perubahan, tapi saya akan tetap melakukannya hingga ia mau merubahnya. Sepertinya agak sulit memang di jaman modern ini, dimana model jilbab kini sedang tren yang dililit-lilit. Harus lebih sabar dan tetap optimis.

Ada hal yang lebih sulit dari urusan jilbab dan pakaian, yaitu perilaku. Perilaku Gadis yang agresif pada lawan jenis. Soal ini rasanya saya ingin angkat tangan dan melambaikan bendera putih saja. Tapi lagi-lagi, entah perasaan apa dan semangat dari mana yang membuat saya tidak jadi untuk mundur apalagi menyerah. Tapi saya juga tidak tau bagaimana cara untuk merubah perilakunya ini. Sudah saya coba dengan berbagai macam cara yang saya bisa, yang saya tau, bahkan saya sampai mengkonsultasikan tentang gadis pada seorang teman saya yang juga seorang psikolog.

Saya ikuti segala cara yang disarankan oleh teman saya itu. Sampai cara terberat, yaitu dengan "Cuekin dia aja"; juga sudah saya lakukan. Tapi memang dasar, secuek-cueknya saya jika Gadis sudah mulai menyapa lewat WhatsApp, rasanya sulit sekali untuk mengelak. Meskipun saya sudah berhasil tidak menyapanya saat bertemu, dan memasang muka jutek selama seminggu padanya. Pertahanan saya berhasil ia bobol. Hebat Kamu Gadis (tepuk tangan).

Terakhir kali dalam pesannya lewat WhatsApp, Saya keluarkan semua unek-unek saya mengenai dirinya. Gadis tidak marah. Dia hanya memberikan satu statement "Let me see", dan saya tidak membalasnya lagi. Entah apa maksudnya. Apa ia mau memperlihatkan dirinya yang baru, atau apa ? Yaa sudah lah. Saya akan coba melihatnya pekan depan. Apa yang sebenarnya ia maksud dengan "Let me see". Saya hanya berharap ia mau mendengarkan saran saya. Tapi kalaupun ketika kami bertemu lagi dan Gadis masih menjadi Gadis yang sama, mungkin saya harus mencari cara lain, atau memupus semua harap.

Kembali lagi pada ayat Allah di atas. Bahwa Allah tidak akan merubah suatu kaum hingga mereka mau merubahnya sendiri. Mungkin begitu pula dengan Gadis. Saya tidak bisa terlalu memaksanya untuk berubah, jika memang ia tak ingin berubah. Akan sulit jika yang berjuang hanya di salah satu pihak, terlebih pihak yang diharapkan kontribusinya malah stak dan berdiam diri saja.

#sabtulis #pekan7

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Label Pena

Pena Terpopuler

Kawan Pena