Sabtu, 23 Desember 2017

Kamu atau Dia (Sosok yang baru) Part. 1

Aku Tau jarak antara Kita semakin begitu terasa. Raga Kita begitu jauh, bermil-mil jaraknya. Terpisah oleh lautan yang membelah bumi tempat Kita berpijak. Komunikasi pun terbatas. Bukan karna sinyal yang menghambatnya, namun kitalah yang membatasinya.

Ku palingkan pikiranku darimu. Mencoba kembali kepada sang Ilahi. Bermunajat pada-Nya seraya berikrar bahwa aku akan benar-benar melepaskanmu. 

Ku sibukkan diri dengan berdekatan dengan-Nya. Memperbaiki hubunganku dengan-Nya. Meminta ampunan-Nya karna telah membuat-Nya cemburu. Hari-hari ku usahakan selalu terisi dengan ibadah. Berharap Allah Akan cabut rasa ini, atau setidaknya Allah buat aku lupa tentangmu.

Butuh waktu untuk semua itu, tapi bukan Hal yang mustahil bagi Allah mengabulkan segala permintaanku. 

Beberapa minggu sudah ku rasa, hatiku semakin tenang. Aku sudah terbiasa tanpa memikirkanmu Dan tanpa kehadiranmu. Aku sedang dimabuk cinta-Nya. Allah membuatku nyaman dengan  kesendirianku Dan dengan kedekatanku pada-Nya yang membuatku benar-benar lupa tentang dirimu. 

Hingga dia datang. Dia, yang Allah kirimkan, mungkin sebagai penggantimu, yang menurutku kedatangannya tidaklah tepat waktunya. Dia datang justru pada saat aku sedang tidak ingin berurusan dengan cinta. Dia datang justru pada saat aku sedang tidak memiliki kepercayaan diri untuk memulai hubungan Baru. Dia datang justru pada saat aku hanya ingin berduaan saja dengan Allah. 

Dia datang menawarkan cerita Baru, yang sebenarnya dulu aku harapkan kaulah yang menawarkannya. Tawarannya sekejap meruntuhkan kerja kerasku dalam melupakanmu. Karna saat tawaran itu hadir dari oranglain, justru aku kembali mengingatmu. Kembali mengingat tentang kita. Aku Tak punya jawaban untuk tawarannya, karna nyatanya di hatiku Masih Ada Kamu.

Entah apa maunya Allah. Apa dia Adalah sebenar-benarnya pengganti ? Aku hanya berharap demikian. Karna aku Tak ingin Ada 'Kamu' yang kedua di hidupku. Aku butuh waktu untuk memutuskannya. Haruskah ku jawab 'Iyaa' sedang hatiku masih milikmu ? Atau haruskah ku jawab 'Tidak' meski ku tau kau belum tentu kembali padaku ?

Kegundahanku mungkin mulai dirasakan oleh orang-orang terdekatku. 'Tak guna kamu menunggu seseorang yang memang Tak ingin di tunggu', begitu nasehat mereka. Tapi perasaanku Masih belum bisa menerimanya, apakah Baik jika menerima seseorang sedangkan aku masih mencintai oranglain ?

Logikaku mulai bermain. Cinta tumbuh karna biasa. Begitu pepatah yang ku yakini. Semua bisa di pupuk Dan bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Toh terlalu jauh memikirkan Cinta sekarang, aku hanya perlu sedikit mengenalnya bukan ? (Baca Part.2)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Label Pena

Pena Terpopuler

Kawan Pena