Sabtu, 21 April 2018

Magical Phrases

"Cara ampuh untuk menyembuhkan luka adalah dengan tetap menghadapinya, bukan menghindar ataupun melarikan diri darinya. Memaafkan segalanya, luka itu, si pembuat luka, juga diri sendiri yang terasa bodoh karna terus berada dalam kenikmatan luka itu sendiri", begitu katanya.

Magical phrases. Begitu Saya menyebutnya. Sebuah kalimat magis yang nyatanya belum mampu menyihir saya, ataupun membuat saya merasakan keajaibannya. Entah apakah saya bisa "Sembuh" dari semua luka yang saya pendam sendiri ini.

Saya bertanya pada seorang teman, teman yang tidak jarang saya ganggu dengan pertanyaan-pertanyaan nyeleneh. Termasuk perihal Magical phrases ini.

"Apa ini semuanya bener ning ?", tanya saya padanya.

"May be. Menurut kamu sendiri gimana ?", jawabnya singkat.

Mendengar jawabannya membuat saya sedikit berpikir, rasanya saya sependapat dengan Magical phrases itu, tapi sayangnya saya merasa belum menemukan bukti nyata ataupun formula semacam itu sebagai obat penyembuh luka.

"Meski berat emang. Tapi sekali kamu sembuh, kamu jadi orang yang lebih kuat dari sebelumnya", sambungnya lagi.

Pernyataannya semakin membuat saya berpikir lebih dalam. Akankah benar terjadi demikian jika saya melakukan semua itu ?

Seakan mengerti yang saya pikirkan, dia menjawab, "Hehe, tergantung juga seberapa kuat kamu mau sembuh."

Jedeeerrrr !!!
Kalimat itu. Singkat. Namun rasanya menusuk ke jantung. Sejenak saya dibuatnya tak bisa berkata-kata.

"Ohh gtuh, bearti susahnya itu yaa karna aku belum niat banget sembuh yaa ? haahaa", jawab saya sembari sedikit tertawa.

"Karna ada juga mereka yang terluka tapi justru betah berlama-lama berkubang dengan luka itu, "Menikmati kepedihan"", tutupnya yang sarat makna.

Kalimat penutup yang sukses membuat pikiran saya semakin terbuka lebar selebar-lebarnya. Dan bukan hanya pikiran, tapi hati saya mulai meresapi kalimat demi kalimat yang disampaikannya.

Pernyataan teman saya ini mulai terdengar realistis. Mungkin benar, saya lah yang selama ini terlalu menikmati kepedihan itu sendiri. Hanyut dalam ke-baper-an yang saya cipta sendiri. Terluka dengan mengenang luka-luka itu sendiri. Dan terlebih, terus menerus menyalahkan diri sendiri. Tak bisa berdamai bahkan dengan diri saya sendiri.

Magical phrases. Entah itu benar manjur atau tidak, setidaknya saya perlu mencobanya terlebih dulu, mempraktekan Magical phrases tersebut dalam hidup saya. Saya yakin bahwa Magical phrases itu suatu saat akan menampakkan hasilnya. Saya hanya perlu mencoba dengan menaruh keyakinan secara penuh bahwa itu akan menjadi nyata.

Suatu saat saya akan benar-benar bisa menjadi tegar dan tangguh menghadapi semuanya. Dan ketika saat itu tiba, saya dihadapkan kembali pada apa-apa yang telah terjadi, saya dapat berdiri tegap, melihatnya dengan tatapan tegas, dan mengembangkan senyuman lebar seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa.


#sabtulis #pekan16

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Label Pena

Pena Terpopuler

Kawan Pena