Senin, 23 April 2018

Dua Tiga Kosong Empat

Dua tiga kosong empat. Tanggal dimana aku dilahirkan. Ini adalah Dua tiga kosong empat yang ke dua puluh enam kalinya aku rasakan. Rasanya masih sama saja. Masih jadi aku yang manja dan kekanak-kanakan. Terkadang aku merasa malu, di usia seperempat abad lebih satu tahun ini aku masih saja belum dewasa. Malu pada mereka diluar sana yang notabene lebih muda dariku tapi sikap dan sifatnya jauh lebih dewasa daripada aku. Aku berpikir, kapan aku tumbuh menjadi dewasa ? Yaa setidaknya bisa mengimbangi usiaku yang tak lagi muda begitu.

Dua tiga kosong empat. Tahun ini aku lalui masih dengan anggota keluarga yang sama. Bapak, Mamah, 2 orang adik, dan juga keluarga besar IT & Pelaporan. Yang spesial tahun ini adalah aku mendapatkan kado dari salah seorang diantara mereka. Aku belum tau apa isinya. Rasanya ingin aku biarkan saja terbungkus. Maklum, aku jarang sekali mendapatkan kado dihari ulang tahun, terlebih dihari biasa.

Dua tiga kosong empat. Setiap tahunnya selalu berjalan monoton. Masih saja 1 targetanku belum terlaksana. Yaa aku tau Tuhan tidak akan melambatkan sesuatu kecuali itu baik bagi hamba-Nya, juga tidak menyegerakan sesuatu kecuali itu baik bagi hamba-Nya. Tapi aku, dengan semua harapku, masih saja berpikir egois. Meminta dan terus meminta, tanpa sedikitpun berusaha menjalankan kalimat Tuhanku yang sebenarnya sudah aku pahami. Egoisnya aku, masih saja kekanak-kanakan.

Dua tiga kosong empat. Aku pikir tanggal ini tak punya kesan bagi oranglain. Aku pikir ini hanya tanggal dimana aku dilahirkan. Tapi tahun ini memberikan sejarah lain padaku, ternyata ditanggal yang sama masyarakat dunia sedang memperingati Hari Buku sedunia. Kebetulan yang sangat kebetulan bagiku, karna aku juga menyukai buku.

"Pantas saja aku menyukai buku, ternyata hari ini hari buku sedunia toh", gumamku dalam hati.

Dua tiga kosong empat. Di usia dua puluh enam tahun. Satu hal yang aku harapkan dari Tuhan ketika aku bangun di dini harinya, satu hal yang aku lantunkan dalam do'a di iringi derasnya hujan, Tuhan mau membukakan pintu maaf-Nya untukku, Tuhan mau memberikanku kekuatan dalam menghadapi semua yang telah Ia tetapkan, Tuhan mau membantuku kembali pada batasanku, Tuhan mau membimbingku menuju jalan lurusnya, jalan dimana aku bisa bertemu dengan-Nya kelak di indah surga-Nya.

Dua tiga kosong empat seribu sembilan ratus sembilan puluh dua. Desa Sukamulya. Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Tulisan ini di tulis pada tanggal dua tiga kosong empat dua ribu delapan belas. Di dalam kereta tujuan Jakarta Kota - Bogor.

Share:

6 komentar:

Label Pena

Pena Terpopuler

Kawan Pena