Selasa, 09 Januari 2018

Bulan, Bumi, dan Matahari

Bulan tak ingin Semesta menyalahkan Bumi atas kesedihannya
Bulan sadar bahwa tak pantas terus menyalahkan Bumi atas apa yang tak dilakukannya

Bulan yang memilih untuk pergi meninggalkan Bumi
Bukan karna keinginannya, tapi Bulan hanya mengikuti perintah Langit
Menghilang dari pandangan Bumi kala fajar mulai menyingsing

Bukan salah Bumi berpaling dari Bulan
Bumi hanya mencari penerang yang mampu terus menyinarinya
Bulan telah memilih untuk pergi darinya, menyisakan kegelapan di sisi Bumi
Bumi hanya ingin memenuhi hasratnya akan cahaya, karena Bumi tak terbiasa dengan gelap

Cahaya Bulan kini mulai terganti dengan Matahari
Cahaya Matahari menyapa Bumi penuh  kehangatan
Tak seperti Bulan yang meninggalkan Bumi dalam kedinginan dan kegelapan

Bumi mengakrabi Matahari hingga petang
Bercanda dengan sinar tegasnya di kala siang, dan bermanja dengan senjanya di kala sore

Bulan menyadari bahwa sinarnya adalah perpanjangan cahaya pemberian Matahari
Matahari memberikan kesempatan pada Bulan untuk menyinari Bumi dengan pantulan cahayanya

Kala malam datang, Matahari memantulkan cahayanya pada Bulan, agar tetap sampai pada Bumi
Seakan ingin tetap menyinari Bumi tanpa batasan dari Langit. Hal yang tak pernah bisa dilakukan Bulan untuk Bumi

Bulan tau bahwa keberadaannya telah membuat ruang antara Matahari dan Bumi
Bukan sebaliknya, Matahari yang merenggut perhatian Bumi dari Bulan

Langit memang tak mengizinkan Matahari terus bersama Bumi sepanjang hari, sama seperti perintah Langit pada Bulan
Tapi Matahari tau bagaimana caranya untuk tetap menyinari Bumi

Bulan mengakui kehebatan Matahari
Hanya Matahari yang sanggup membahagiakan Bumi sepanjang hari
Bulan telah menerima takdirnya
Merelakan dan melepaskan Bumi untuk Matahari
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Label Pena

Pena Terpopuler

Kawan Pena