Sabtu, 19 Mei 2018

AAD3R (Ada apa dengan 3 Ramadhan?)

"Teh ayo taraweh. Buruan. Udah adzan nih, entar kita ngga dapet sholat di dalem teh. Buruan teteeehhh"

Kebawelan seorang adik disetiap malam di bulan Ramadhan. Hari ini adalah hari ketiga Ramadhan. Dalam Islam, waktu magrib adalah waktu dimana hari mulai berganti. Bearti malam ini masuk malam keempat di bulan Ramadhan.

Adik saya berumur 5 tahun. Dia sangat khawatir tidak mendapatkan shaf sholat di dalam musolah. Maklum musolah terdekat dengan rumah tidak terlalu besar. Jadi ketika jumlah jama'ah banyak, sebagian orang harus rela sholat diluar masjid. Lebih tepatnya di jalan.

Pada awal puasa atau malam pertama puasa jumlah jama'ah membludak, entah berapa kali lipat. Seperti yang saya jelaskan di atas. Saya yang datang ke musolah pada saat adzan isya saja harus merasakan sensasi menjadi jama'ah jalanan, heehee. Maksudnya jama'ah yang sholat di jalan raya depan musolah karena shaf di dalam musolah sudah penuh.

Memasuki malam kedua, saya masih menjadi jama'ah jalanan, hanya saja jumlah jama'ah sedikit berkurang. Masuk malam ketiga, malam keempat, jumlah shaf makin menyusut. Jangankan jama'ah jalanan, shaf di dalam musolah saja tidak penuh.

Coba bayangkan, ini baru malam keempat, seminggu saja belum sampai tapi kesusutan jama'ah begitu drastis. Ini kalau dihitung, bikin rumus penyusutannya bagaimana yaa? Ckckck.

Fenomena lain adalah, jejeran shaf itu lebih banyak di isi oleh kalangan sepuh, sebut saja begitu. Kaula muda masih bisa dihitung menggunakan jari. Bahkan jumlahnya masih kalah banyak dengan tubuh-tubuh mungil nan menggemaskan. Saya jadi bertanya-tanya, dimanakah badan-badan tegap itu berada? Husnudzon saja kalau mereka sholat dirumah.

Perihal sholat taraweh. Ini memang ibadah sunnah, tidak diwajibkan. Tapi menurut saya, apakah kita mau melewatkan moment dimana pintu-pintu rahmat-Nya terbuka begitu lebarnya? Apa kita hanya akan menghidupkan Ramadhan di siang hari saja? Rasanya amat sangat disayangkan jika kita berpikir demikian.

Katanya generasi milenial. Masa getolnya cuma urusan Dunia. Emang generasi milenial selamanya bakal tinggal di dunia saja yaa? Heehee.

"Jika engkau berposisi di pagi hari, jangan tunggu hingga petang hari. Bila engkau berposisi di petang hari, jangan tunggu hingga pagi. Manfaatkanlah waktu sehatmu saat sebelum tiba sakitmu. Manfaatkanlah waktu hidup kamu saat sebelum tiba matimu." (HR. Bukhari)

Yuk, saatnya generasi milenial melek dunia melek akhirat. Gaul tidak hanya perihal dunia, dengan ilmu akhirat juga bisa tetap gaul.

Salam.
Peace, love, and syar'i.
Ciri orang Milenial sejati.
Gaul mah itu sudah pasti 😎

#sabtulis #pekan20

Share:

2 komentar:

  1. Rumus penyusutan is good idea! Tolong diitungin bu supaya kita bisa antisipasi wkwkw

    BalasHapus
  2. Okeh siap. Rumus sedang di godok. Coba ibu ini tolong dibuatkan apps nya dengan segera sebelum ramadhan berakhir haahaa

    BalasHapus

Label Pena

Pena Terpopuler

Kawan Pena