Sabtu, 23 Februari 2019

Ini Kesalahanku?

Mungkin salah satu kesalahan terbesarku adalah, membuat mereka selalu salah paham dengan intonasi suara yang aku miliki.

***

Aku adalah seorang perempuan yang terlahir dengan darah sunda yang cukup kental. Itu aku dapatkan dari kedua orangtuaku yang memang asli berasal dari suku sunda. Orang sunda pada umumnya memiliki suara yang lembut juga empuk. Nada meliuk-liuk nya terdengar begitu syahdu. Tapi semua itu rasanya tidak terlihat ada padaku.

Aku memang terlahir di tanah sunda. Tepatnya mungkin "Numpang" lahir, karena setelah beberapa bulan aku di boyong keluar kota dan besar disana. Suasana kota dengan berbagai macam suku yang beragam di wilayah tempat aku tinggal sudah pasti sedikit banyak mempengaruhi setiap sendi kehidupanku. Tak terkecuali juga mungkin berimpas pada gaya dan nada bicaraku.

Sebagian besar orang tidak percaya jika aku bilang bahwa aku berdarah sunda. Katanya orang sunda tidak sepertiku. Suaranya pasti lembut. Iyaa, aku mungkin berbeda. Nada bicaraku memang terdengar seperti orang sebarang. Berat, tegas, terkesan galak, dan marah-marah.

Aku berpikir, haruskah aku berdiam diri saja dan tidak terlalu sering berinteraksi dengan oranglain? Aku merasa lelah harus selalu menjelaskan kepada mereka bahwa aku hanya sedang berbicara pada mode biasa, bukan sedang marah-marah. Aku memang seperti ini. Gayaku bicara memang seperti ini. Aku benci setiap kali ada orang yang menyela bicara dengan kata "Sabar sabar" atau "Jangan marah-marah, biasa aja". Aku benci setiap kali bicara selalu ada kalimat itu sambil mencoba mengelus-elus bagian pundakku. Aku benci. Aku tidak sedang marah. Aku hanya sedang menjelaskan apa yang ingin aku ucapkan. Itu saja.

Aku merasa terkucil. Merasa diri ini begitu mengerikan dengan title-title yang mereka sandangkan. Belum lagi aku harus menerima tatapan yang sama sekali tidak pernah aku harapkan ada pada wajah-wajah mereka, terlebih pada mereka teman-temanku sendiri.

Apakah aku harus merubah diriku menjadi sosok oranglain hingga aku bisa diterima di masyarakat? Apakah mereka sedang mengajarkan aku untuk bermuka dua?

Sungguh, aku sudah terlalu lelah.

#sabtulis #pekan59

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Label Pena

Pena Terpopuler

Kawan Pena